Assalamu'alaikum.. I just want to say "thank's" to you for invite my blog..this blog I write if just I want.. so I'm sorry if my blog so bad for you..but I hope you can read my article..Thank you ^^

Selasa, 28 Mei 2013

makalah praktikum mikrobiologi--penyakit toksoplasmosis

MAKALAH
MIKROBIOLOGI
MIKROBA Toxoplasma gondii
PENYEBAB PENYAKIT TOKSOPLASMOSIS

Instruktur: Sutiyono, Amd

Disusun :
Nama          : Rohmah Alfi Yafira Lukman
NIM            : 14.12.2930
Kelas          : B/KM/II

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2013

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini Alhamdulillahhirobil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.

Atas limpahan rahmat dan hidayah Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah biokimia untuk memenuhi tugas terkhir dari praktikum mikrobiologi ini. Kami mengakui bahwa sebagai manusia biasa memiliki banyak keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat baik dan sempurna.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan tentang penyakit keracunan darah.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga Allah SWT selalu menuntun kita menuju jalan yang benar.

Wasalammualaikum Wr. Wb

                                                                                                 Yogyakarta, 21 Mei 2013



        Penyusun
 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Tekan Populasi, Puluhan Kucing Disetrilisasisterilisasi25
             PESANGGRAHAN (Pos Kota) – Menekan maraknya populasi hewan penyebar rabies (HPR) dan mencegah penyebaran rabies dari daerah endemis di kawasan perbatasan, Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan gencar melakukan sterilisasi kucing secara gratis.
             “Populasi kucing di DKI Jakarta termasuk di Jaksel sangat tinggi lantaran
berkembangbiak atau beranak 2 hingga 3 kali dalam setahun,” kata Yuli Absari, Kepala Seksi Peternakan Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel saat kegiatan sterilisasi kucing di rumah potong unggas (RPU) Petukangan Utara , Rabu (1/5).
             Selain itu, kucing merupakan penular penyakit Zoonosa yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan kepada manusia antara lain rabies dan toxoplasma. Sedangkan DKI Jakarta termasuk Jaksel rentan tertular rabies lantaran berada dengan sejumlah kawasan perbatasan yang endemis rabies.
             Menyikapi hal ini, sterilisasi HPR khususnya kucing baik betina dan jantan sangat penting untuk mengendalikan populasi kucing di DKI Jakarta, mengurangi resiko wabah penyakit Rabies dan mengurangi kasus penularan Toxoplasmosis pada manusia.
             Dalam kegiatan tersebut, kucing 40 ekor yang berpemilik disterilisasi dari berbagai jenis ras maupun lokal. Berasal dari Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan, Kebayoran Baru dan Pasar Minggu.
             Untuk kegiatan selanjutnya akan diadakan pada Juli mendatang dengan target kucing 45 ekor. Masyarkat khusnya para pemilik kucing yang berminat dapat mendaftarkan langsung ke Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan penyakit Toxoplsmosis?
2.      Apa sajakah faktor-faktor penyebab penyakit Toksoplasmosis?
3.      Bagaimanakah gejala-gejala dari penyakit Toksoplasmosis?
4.      Dapatkah Toksoplasmosis berkembang kedalam penyakit yang lebih serius pada bayi-bayi?
5.      Bolehkah memelihara kucing?
6.      Bagaimanakah cara mengobati penyakit Toksoplasmosis?
7.      Bagaimana cara penularan penyakit Toksoplasmosis?
8.      Bagaimana cara mencegah penyakit Toksoplasmosis?
9.      Bagaimanakah daur / siklus terjadinya penyakit Toksoplasmosis?
C.     Tujuan
Agar dapat mengetahui penyakit Toksoplasmosis, baik dari segi gejala, penyebab dan cara mengobati penyakit Toksoplasmosis.
BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Kesehatan secara Umum
a)      Pengertian Kesehatan
Pengertian kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948  menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
Adapun pengertian kesehatan menurut Undang-Undang adalah:
§  Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup    produktif secara sosial dan ekonomis.
§  Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
§  Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
§  Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
§  Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.
§  Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
§  Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
Jadi, pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain.
b)      Tujuan Kesehatan
Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang,panganpendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
c)      Aspek-Aspek Kesehatan
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek, antara lain :
A. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
B. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.
·         Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
·         Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
·         Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa
C. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
D. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Konsep Sehat dan Sakit
B.     Konsep Sehat dan Sakit
A. KONSEP SEHAT
Definisi Sehat antara lain:
I. Parkins (1938)
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dari berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.
2. WHO (1957)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang dimiliki.
3. WHO (1974)
Sehat adaLah keadaan yang sempurna dari fisik, mental,  sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
4. White (1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.
Teori faktor yang mempengaruhi sehat antara lain:
a) Agent b) Host c) Environment
B. KONSEP SAKIT
Definisi Sakit antara lain:
1. Perkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rokhani dan sosial.
2. Reverlly
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan dengan individu.
3. New Webster Dictionary
Sakit adalah suatu keadaan yang ditandai dengan suatu perubahan gangguan nyata yang normal
Teori faktor yang mempengaruhi sakit antara lain:
1.epidemiologi  Triagle (Ecological Models)
Dalam pandangan epidemiologi dikenal dengan istilah segitiga epidemioIogi, yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit. Bahwa Sakit terjadi karena interaksi antara agent, host and environment. Konsep ini bermula dari upaya untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit menular dengan unsur-unsur mikrobiologi yang infektius sebagai agent, namun selanjutnya dapat pula digunakan untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit tidak menular dengan memperluas pengertian agent. Dalam konsep ini faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Agent penyakit (faktor etiologi)
a. Zat nutrisi: ekses (kolesterol)/defisiensi (protein)
b. Agen kimiawi : zat toksik/allergen (obat) antara lain karbonmonoksida, pestisida, hg, arsen
c. Agen fisik: radiasi, air, udara
d. Agent infektius: virus, bakteri, jamur, parasit, protozoa, metazoa
Selain itu sifat mikroorganisme sebagai agent penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• lnfektivitas yaitu kemampuan daya serang ke dalam host
• Patogenitas yaitu kemampuan agent untuk merusak host, sehingga menimbulkan sakit
• Virulensi yaitu kemampuan agent untuk menimbulkan gejala berat
Adapun syarat agent sebagai penyebab penyakit:
1. Dijumpai pada setiap kasus yang diteliti, pada keadaan yang sesuai (necessary cause)
2. Agent hanya menyebabkan penyakit yang diteliti (specific effect)
3. Agent diisolasi sempuma, berulang ditumbuhkan, dan dibiakan (sufficient cause)
2. Host/ pejamu
Faktor host (intrinsik) yang merupakan faktor risiko timbulnya penyakit antara lain:
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemophilia
b. Umur, misalnya usia lanjut berisiko penyakit jantung
c. Jenis kelamin, misalnya penyakit kelenjar gondok terutama pada wanita, jantung & hipertensi pada laki-laki
d. Keadaan fisiologi., misalnya hamil & persalinan bisa menyebabkan anemia, psikosis pascapartum
e. Kekebalan dan penyakit yang diderita sebelumnya
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan(ekstrinsik) sebagai penunjang terjadinya penyakit:
a. Lingkungan fisik antara lain: geografi & keadaan musim
b. Lingkungan biologis, yaitu semua makhluk hidup yang berada di sekitar manusia
c. Lingkungan sosial ekonomi
• Pekerjaan
• Urbanisasi
• Perkembangan ekonomi
• Bencana alam
C.     Teori Penyakit
            Toksoplasma merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang penyebarannya bisa terjadi melalui makanan atau air yang sudah terkontaminasi serta bisa juga ditularkan dari hewan ke manusia.
Parasit toksoplasma sering dijumpai pada kotoran kucing dan bisa menempel di mana-mana lalu menular ke manusia. Bukan cuma berbahaya bagi ibu hamil, parasit ini diduga juga bisa meningkatkan risiko kanker otak pada orang yang tertular.
Infeksi parasit toksoplasma gondii (toksoplasmosis) bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Pada binatang, infeksi toksoplasma memang sudah terbukti mempengaruhi otak. Selain memicu kanker, infeksi parasit ini juga menyebabkan peribahan perilaku, misalnya pada tikus jadi tidak punya rasa takut sehingga mudah diterkam dan dimangsa oleh kucing. Fakta yang ada penyebaran toksoplasma paling umum terjadi dari sayuran mentah atau sayuran yang tidak dicuci dengan benar serta makanan yang dimasak dengan tidak sempurna
.
            Toksoplasma dalam bentuk Tachizoit terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit pun bisa bersarang di calon telur atau kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu pun bisa tertular Toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau transplantasi organ yang membawa Kista Toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal, dan hati bisa menjadi ajang penularan Toksoplasma.
            Hasil penelitian lain juga mengatakan bahwa 90 persen bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal, walaupun 80-90 persen bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10 persen dapat mengalami gangguan pendengaran.
Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Sedangkan untuk mengurangi risiko infeksi toksoplasma pada manusia, para peneliti menyarankan untuk sering-sering membersihkan kucing maupun hewan peliharaan lainnya. Selain itu, hindari makan daging setengah matang dan menghirup debu atau apapun yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing.
            Bakteri Toksoplasma tidak berbahaya kecuali pada wanita yang hamil, yang akan berdampak pada perkembangan dan kesehatan janin dalam kandungan.
Cara yang paling mudah untuk menghindari mikroba tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari terlalu akrab dengan hewan peliharaan, seperti kucing dan burung, serta mengikuti beberapa tips kesehatan dari profesional medis.
BAB III
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penyakit Toxoplsmosis.
            Toxoplasmosis (toxo) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang disebut Toxoplasma gondii. Infeksi paling umum didapat dari kontak dengan kucing-kucing dan feces mereka atau daging mentah atau yang kurang masak.
            Pusat-pusat pengontrol dan pencegah penyakit Amerika (CDC) memperkirakan bahwa lebih dari 60 juta orang-orang di Amerika mungkin membawa parasit Toxoplasma, namun hanya sangat sedikit yang mempunyai gejala-gejala karena sistim imun yang sehat biasanya menjaga parasit-parasit dari menyebabkan penyakit.
            Toksoplasma adalah penyakit yang diakibatkan oleh parasit Toksoplasma Gondii yang dapat ditularkan oleh kucing dan hewan peliharaan  rumah lainnya.
            Toksoplasma merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang penyebarannya bisa terjadi melalui makanan atau air yang sudah terkontaminasi serta bisa juga ditularkan dari hewan ke manusia.
Parasit toksoplasma sering dijumpai pada kotoran kucing dan bisa menempel di mana-mana lalu menular ke manusia. Bukan cuma berbahaya bagi ibu hamil, parasit ini diduga juga bisa meningkatkan risiko kanker otak pada orang yang tertular.
Infeksi parasit toksoplasma gondii (toksoplasmosis) bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
            Pada binatang, infeksi toksoplasma memang sudah terbukti mempengaruhi otak. Selain memicu kanker, infeksi parasit ini juga menyebabkan peribahan perilaku, misalnya pada tikus jadi tidak punya rasa takut sehingga mudah diterkam dan dimangsa oleh kucing. Fakta yang ada penyebaran toksoplasma paling umum terjadi dari sayuran mentah atau sayuran yang tidak dicuci dengan benar serta makanan yang dimasak dengan tidak sempurna.
            Toksoplasma dalam bentuk Tachizoit terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit pun bisa bersarang di calon telur atau kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu pun bisa tertular Toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau transplantasi organ yang membawa Kista Toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal, dan hati bisa menjadi ajang penularan Toksoplasma. Sementara pada manusia, selama ini yang dinilai berisiko hanya ibu hamil karena dikhawatirkan bisa berakibat fatal pada kesehatan janin. Dengan hasil penelitian terbaru tersebut, maka orang dewasa juga bisa mengalami peningkatan risiko yang fatal akibat infeksi toksoplasma.
            Pada dasarnya manusia resisten [kebal] terhadap infeksi Toksoplasma. Walaupun terinfeksi [kuman masuk ke dalam tubuh, itu tidak menimbulkan gejala penyakit. Jika tubuh kuat, maka parasit yang diidap hanya diam tenang tidak menimbulkan gejala penyakit. Kista akan menimbulkan gejala sakit jika kondisi tubuh lemah, kekebalan tubuh menurun, kekurangan gizi, dan dalam keadaan stres. Kista pada jaringan tubuh dapat merusak organ. Sementara itu, kalau infeksi terjadi pada jantung dapat mengakibatkan kerusakan katup jantung. Infeksi pada jaringan syaraf dan otak menimbulkan berbagai gejala yaitu sakit kepala, rasa baal (mati rasa) sebagian anggota tubuh hingga menimbulkan kejang-kejang yang berujung pada kematian.
            Namun kasus fatal akibat toksoplasma jumlahnya kecil sekali.
Tanpa penanganan medis, toksoplasma dapat bertahan hidup hingga seumur hidup Anda. Pada tubuh dengan daya tahan tinggi, toksoplasma mungkin tidak akan menimbulkan gejala. Ia hanya membentuk diri menjadi kista, menempel pada jaringan tubuh, dan siap menginfeksi bila yang bersangkutan kembali terpapar toksoplasma dalam jumlah besar.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian, sekitar 40 persen wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfeksi pada trimester pertama, 24 persen pada trimester kedua, dan 62 persen pada trimester ketiga.
            Hasil penelitian lain juga mengatakan bahwa 90 persen bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal, walaupun 80-90 persen bayi tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10 persen dapat mengalami gangguan pendengaran.
Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan.
Gangguan fungsi saraf dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan psikomotor dalam bentuk retardasi mental (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik.
            Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), hydrocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian.
B.     Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Toksoplasmosis.
            Situasi-situasi berikut berpotensi memaparkan seseorang pada parasit toxoplasma dan meningkatkan risiko memperoleh toxoplasmosis:
·         menyentuh tangan-tangan anda pada mulut anda setelah berkebun, membersihkan tempat kucing buang air besar, atau apa saja yang bersentuhan dengan feces kucing
·         memakan daging mentah atau yang kurang masak, terutama daging babi, daging kambing, atau daging rusa
·         menyentuh tangan-tangan anda pada mulut anda setelah kontak dengan daging mentah atau setengah matang
·         transplantasi organ atau transfusi (ini adalah jarang)
            Jika seorag wanita hamil ketika ia terinfeksi dengan toxo, infeksi dapat ditularkan darinya ke bayi dengan adakalanya konsekwensi-konsekwensi malapetaka.
C.     Gejala-Gejala dari Penyakit Toksoplasmosis.
            Gejala gejala yang dialami oleh seseorang yang mengidap Toksoplasma adalah 80 – 90% orang normal tidak menunjukkan gejala. Hanya 10 – 20% menunjukkan gejala. Pada orang dewasa toksoplasma biasanya menimbulkan gejala berupa :
·        Rasa lelah
·         Flu
·        Nyeri kepala
·        Sakit tenggorokan
·        Demam
·        Pembesaran kelenjar getah bening termasuk hati serta limpa,
·        Gangguan pada kulit.
            Gejalanya biasanya ringan dan sembuh sendiri dalam beberapa bulan. Kebanyakan orang akan menganggap bahwa dia terkena flu ringan dan tidak perlu pergi ke dokter. Dokter pun sangat jarang yang berpikir kearah infeksi Toksoplasma.
            Meskipun orang-orang yang terinfeksi dengan toxoplasmosis seringkali tidak sadar mempunyai penyakit ini, gejala-gejala yang khas dari toxo adalah gejala-gejala seperti flu termasuk pembengkakan nodul-nodul limfa dan nyeri-nyeri otot dan nyeri-nyeri yang berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika sistim imun anda normal, anda tidak dapat memperoleh infeksi lagi.
D.    Dapatkah Toksoplasmosis Berkembang kedalam Penyakit yang Lebih Serius pada Bayi-Bayi?
            Dapatkah toksoplasmosis berkembang kedalam penyakit yang lebih serius pada bayi-bayi? Jawabannya adalah Ya, sistim imun pada bayi-bayi adalah tidak dewasa (matang) sepenuhnya hingga setelah kelahiran.
            Bayi-bayi dari wanita-wanita yang terpapar pada toxo dalam beberapa bulan menjadi hamil atau selama kehamilan berada pada risiko yang meningkat untuk mengembangkan kasus toxo yang parah. Menurut NIH (U.S. National Institutes of Health), wanita-wanita hamil yang baru saja berkontak dengan parasit toxoplasmosis mempunyai 40% kesempatan menularkannya pada bayi-bayi mereka yang belum dilahirkan. Wanita-wanita yang pertama kali terpapar pada toxo lebih dari enam bulan sebelum menjadi hamil kemungkinan tidak meneruskan infeksi pada anak-anak mereka.
            Kebanyakan bayi-bayi tidak mempunyai gejala-gejala pada waktu kelahiran, namun persentase yang kecil mungkin dilahirkan dengan kerusakan mata atau otak. Sayangnya, tanda-tanda dan gejala-gejala dari penyakit sering tampak beberapa bulan setelah kelahiran.
E.     Bolehkah Memelihara Kucing?
            Bolehkah memelihara kucing? Jawabnnya adalah Ya, namun jika anda mempunyai sistim imun yang melemah atau anda hamil, ada beberapa langkah-langkah yang diambil untuk menghindari terpapar pada toxo menurut Cornell College of Veterinary Medicine.
            Paling penting, anda dapat mebantu mencegah kucing-kucing anda terinfeksi dengan toxo. Beri makan pada mereka makanan kucing yang kering atau kalengan dan jaga mereka didalam rumah. Kucing-kucing dapat terinfeksi dengan memakan atau diberi makan daging mentah atau kurang matang yang terinfeksi dengan parasit, atau dengan memakan mangsa yang terinfeksi seperti burung-burung atau hewan-hewan pengerat. Segala kucing yang diberikan akses keluar harus dijauhi dari ranjang-ranjang, bantal-bantal, atau furniture lain yang anda juga gunakan. Jangan bawa kucing baru kedalam rumah anda yang mungkin adalah kucing luar rumah atau telah diberi makan daging mentah. Hindari kucng-kucing dan anak-anak kucing liar. Ujikan kucing anda untuk parasit. Dokter hewan anda dapat menjawab segala pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin anda punya tentang kucing anda dan risiko untuk toxoplasmosis.
            Dapatkan seseorang yang sehat dan tidak hamil untuk menggantikan tempat buang air besar kucing. Jika ini tidak mungkin, pakai sarung tangan dan bersihkan tempat kotoran setiap hari (parasit yang ditemukan pada feces kucing perlu beberapa hari setelah ditularkan untuk menjadi infeksius). Cuci tangan-tangan anda dengan baik dengan sabun dan air hangat sesudahnya.
F.      Cara Mengobati Penyakit Toksoplasmosis.
1.      Sulfonamida (antibiotik pembunuh mikroba)
2.      Pyrimethamine (antibiotik pembunuh mikroba)
3.      Spiramycin (Rovamyciner)
G.    Cara Penularan Penyakit Toksoplasmosis.
·         Kontak langsung dengan feses kucing yang telah terinfeksi
Menurut sebuah penelitian, feses(tinja) seekor kucing mengandung tidak kurang dari 10 juta ookista setelah 2 minggu terinfeksi. Bentuk ookista biasanya terjadi 2-5 hari setelah parasit dikeluarkan bersamaan dengan feses(tinja) kucing. Sejauh ini tidak ada metode yang dapat digunakan untuk mencegah binatang peliharaan, khususnya kucing, untuk terinfeksi dan atau menjadi perantara penularan parasit toxoplasma.
·         Memakan daging mentah atau setengah matang
Ratusan jenis hewan mamalia dan burung dapat terinfeksi oleh toxoplasma dengan cara yang hampir sama dengan infeksi yang terjadi pada manusia, yaitu dengan kontak langsung melalui bahan makanan dan air yang telah terkontaminasi oleh parasit toxoplasma. Akibatnya, manusia dapat pula terinfeksi setelah mengkonsumsi jenis hewan yang telah terinfeksi. Pada negara-negara industri, transmisi pada manusia umumnya berkaitan dengan kebiasaan memakan daging setengah matang, terutama daging babi dan domba (pada beberapa daerah di dunia diperkirakan 10% daging domba dan 25% daging babi mengandung bentuk kista toxoplasma). Parasit ini juga dapat terkandung dalam produk susu yang tidak melalui proses pasteurisasi, misalnya susu kambing. Lalat maupun kecoa yang telah melakukan kontak langsung dengan feses kucing juga berpotensi menjadi sumber infeksi.
·         Infeksi kongenital melalui plasenta ibu hamil kepada janinnya.
Parasit toxoplasma tidak dapat menular antar manusia, kecuali dari ibu pada janinnya selama atau sebelum kehamilan berlangsung. Gilbert tahun 2001 memperkirakan bahwa wanita hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menularkan ke janinnya.
H.    Cara Mencegah Penyakit Toksoplasmosis.
            Karena toxo biasanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan atau tidak ada gejala-gejala, dan sistim imun yang sehat mencegah parasit-parasit apa saja yang tersisa dalam tubuh dari menyebabkan gejala-gejala lebih lanjut, kebanyakan orang-orang tidak perlu khawatir tentang mendapatkan penyakit ini.
            Bagaimanapun, jika anda mempunyai sistim imun yang lemah atau hamil, ada beberapa langkah-langkah yang anda harus ambil untuk mencegah paparan pada toxoplasmosis.
·         Jika anda mempunyai sistim imun yang lemah, dapatkan tes darah untuk toxoplasmosis. Jika tes anda positif, dokter anda dapat memberitahu anda apakah atau kapan anda perlu meminum obat untuk mencegah infeksi dari keaktifan kembali.
·         Jika anda merencanakan untuk hamil, anda mungkin mempertimbangkan diuji untuk toxo. Jika tesnya positif, tidak perlu khawatir tentang menularkan infeksi pada bayi anda (karena anda seharusnya mempunyai kekebalan terhadap parasit).
·         Jika anda telah hamil, anda harus mendiskusikan risiko toxoplasmosis anda dengan dokter anda yang mungkin memerintahkan contoh darah untuk diuji.
·         Pakai sarung tangan ketika anda berkebun atau melakukan sesuatu diluar rumah yang melibatkan penanganan tanah karena kucing-kucing seringkali menggunakan kebun dan kotak-kotak pasir sebagai tempat buang air besarnya. Cuci tangan-tangan anda dengan baik dengan sabun dan air hangat setelah aktivitas-aktivitas luar rumah, terutama sebelum anda makan atau menyiapkan makanan.
·         Dapatkan seseorang lain yang menangani daging mentah untuk anda. Jika ini tidak memungkinkan, pakai sarung-sarung tangan karet dan cuci dengan sabun dan air hangat secara menyeluruh segala papan-papan pemotong, sink-sink, pisau-pisau, dan alat-alat lain yang mungkin telah menyentuh daging mentah. Cuci tangan-tangan anda dengan baik dengan sabun dan air hangat setelahnya.
·         Masak semua daging secara seksama, terutama daging babi dan daging anak lembu.
I.       Daur / Siklus terjadinya Penyakit Toksoplasmosis
            Parasit Toksoplasma ada dimana-mana dan dapat menyerang siapa saja. Serangan toksoplasma pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran pada janin hingga janin lahir cacad.
            Toksoplasma adalah penyakit yang diakibatkan oleh parasit Toksoplasma Gondii yang dapat ditularkan lewat beberapa media seperti lewat binatang peliharaan, lalat, makanan setengah matang ( sate, telor setengah matang ), buah-buahan dan sayuran yang tercemar Oosit Toksoplasma, salah satu bentuk Toksoplasma yang dapat menimbulkan infeksi.
            Toksoplasma dalam bentuk Tachizoit terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit pun bisa bersarang di calon telur atau kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu pun bisa tertular Toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau transplantasi organ yang membawa Kista Toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal, dan hati bisa menjadi ajang penularan Toksoplasma.

Pada dasarnya manusia kebal terhadap infeksi Toksoplasma. Walaupun terinfeksi tidak menimbulkan gejala penyakit jika tubuh dalam kondisi kekebalan tubuh bagus.. Tapi bila kondisi kekebalan tubuh menurun maka parasit toksoplasma akan menimbulkan gejala penyakit. Kekebalan tubuh akan menurun jika kita dalam keadaan stress, kekurangan gizi, kelelahan, dll.
            Berdasarkan beberapa hasil penelitian, sebanyak 17% janin terinfeksi pada trimester pertama, 24% pada trimester kedua, dan 62% pada trimester ketiga.
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Toksoplasma merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii yang penyebarannya bisa terjadi melalui makanan atau air yang sudah terkontaminasi serta bisa juga ditularkan dari hewan ke manusia. Yang sering dijumpai pada kotoran kucing.
            Bakteri Toksoplasma tidak berbahaya kecuali pada wanita yang hamil, yang akan berdampak pada perkembangan dan kesehatan janin dalam kandungan.
Cara yang paling mudah untuk menghindari mikroba tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari terlalu akrab dengan hewan peliharaan, seperti kucing dan burung, serta mengikuti beberapa tips kesehatan dari profesional medis.
B.     Saran
            Untuk lebih bersih dalam beraktifitas dan juga untuk lebih menjaga diri terhadap hewan-hewan yang terutama memiliki bulu, karena kemungkinan besar, dari bulu-bulu hewan itulah awal mula penyebab suatu penyakit.

DAFTAR PUSTAKA



LAMPIRAN

Tekan Populasi, Puluhan Kucing Disetrilisasi
sterilisasi25
PESANGGRAHAN (Pos Kota) – Menekan maraknya populasi hewan penyebar rabies (HPR) dan mencegah penyebaran rabies dari daerah endemis di kawasan perbatasan, Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan gencar melakukan sterilisasi kucing secara gratis.
“Populasi kucing di DKI Jakarta termasuk di Jaksel sangat tinggi lantaran
berkembangbiak atau beranak 2 hingga 3 kali dalam setahun,” kata Yuli Absari, Kepala Seksi Peternakan Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel saat kegiatan sterilisasi kucing di rumah potong unggas (RPU) Petukangan Utara , Rabu (1/5).
Selain itu, kucing merupakan penular penyakit Zoonosa yaitu penyakit yang dapat
ditularkan dari hewan kepada manusia antara lain rabies dan toxoplasma.
Sedangkan DKI Jakarta termasuk Jaksel rentan tertular rabies lantaran berada dengan sejumlah kawasan perbatasan yang endemis rabies.
Menyikapi hal ini, sterilisasi HPR khususnya kucing baik betina dan jantan sangat penting untuk mengendalikan populasi kucing di DKI Jakarta, mengurangi resiko wabah penyakit Rabies dan mengurangi kasus penularan Toxoplasmosis pada manusia.
Dalam kegiatan tersebut, kucing 40 ekor yang berpemilik disterilisasi dari berbagai jenis ras maupun lokal. Berasal dari Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan, Kebayoran Baru dan Pasar Minggu
Untuk kegiatan selanjutnya akan diadakan pada Juli mendatang dengan target kucing 45 ekor. Masyarkat khusnya para pemilik kucing yang berminat dapat mendaftarkan langsung ke Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel. (Rachmi)
Teks: Menekan maraknya populasi HPR, Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel melakukan sterilisasi kucing. (Rachmi)