PERAN MAHASISWA
SEBAGAI PEMBANGUN PERADABAN BANGSA
“Baik buruknya suatu negara itu tergantung dari sikap dan
perilaku mahasiswa di negara tersebut”, hal inilah yang sering saya dengar dari
guru-guru saya. Dari satu kalimat ini saja membuat saya untuk berfikir, jadi
jika para mahasiswa saat ini yang dilakukan hanyalah berleha-leha atau
membuang-buang waktunya hanya berada didepan gadget terbarunya ataupun sibuk
untuk mengikuti tren dunia, sungguh, apa yang akan terjadi dengan negara kita
jika para mahasiswanya sibuk untuk dirinya sendiri..???
Mahasiswa atau pemuda-pemuda generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan pemuda zaman sekarang, terkesan acuh tak acuh terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya. Para mahasiswa saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda saat ini yang menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang penerus bangsa, seperti membuka situs-situs porno dan sebagainya. Peranan pemuda pemudi saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain.
Mahasiswa atau pemuda-pemuda generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi terdahulu dari segi pergaulan atau sosialisasi, cara berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Pemuda-pemuda zaman dahulu lebih berpikir secara rasional dan jauh ke depan. Dalam arti, mereka tidak asal dalam berpikir maupun bertindak, tetapi mereka merumuskannya secara matang dan mengkajinya kembali dengan melihat dampak-dampak yang akan muncul dari berbagai aspek. Pemuda zaman dahulu juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Contohnya saja, sejarah telah mencatat kiprah-kiprah pemuda Indonesia dalam memerdekakan Negara ini. Bung Tomo, Bung Hatta, Ir. Soekarno, Sutan Syahrir, dan lain-lain rela mengorbankan harta, bahkan mempertaruhkan nyawa mereka untuk kepentingan bersama, yaitu kemerdekaan Indonesia.
Sedangkan pemuda zaman sekarang, terkesan acuh tak acuh terhadap masalah-masalah sosial di lingkungannya. Para mahasiswa saat ini telah terpengaruh dalam hal pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, kenakalan remaja, bahkan kemajuan teknologi pun yang seharusnya membuat mereka lebih terfasilitasi untuk menambah wawasan ataupun bertukar informasi justru malah disalahgunakan. Tidak jarang kaum-kaum muda saat ini yang menggunakan internet untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang penerus bangsa, seperti membuka situs-situs porno dan sebagainya. Peranan pemuda pemudi saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis. Mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain.
Sebagai
calon penerus bangsa, kita harus sadar diri bahwa negara kita ini membutuhkan
seseorang untuk mewujudkan kesejahteraan di lingkungan masyarakat.
Mungkin di mata kita pemerintah sendiri tidak cukup baik mengusahakan
kesejahteraan bangsa ini, tetapi kita tinggal di negeri ini.
Dampak dari baik atau buruknya negeri ini, secara langsung maupun tidak langsung pasti akan berhubungan dengan kehidupan kita di negeri ini. Jadi jangan hanya bisa mengkritik, menyanggah, atau mencela saja, itu semua tidak dapat membangun negara kita. Tetapi terjunlah langsung seperti bergabung dalam kegiatan politik, organisasi masyarakat, dan sebagainya. Belajarlah untuk peduli terhadap bangsa dan lingkungan sekitar.
Dampak dari baik atau buruknya negeri ini, secara langsung maupun tidak langsung pasti akan berhubungan dengan kehidupan kita di negeri ini. Jadi jangan hanya bisa mengkritik, menyanggah, atau mencela saja, itu semua tidak dapat membangun negara kita. Tetapi terjunlah langsung seperti bergabung dalam kegiatan politik, organisasi masyarakat, dan sebagainya. Belajarlah untuk peduli terhadap bangsa dan lingkungan sekitar.
Masyarakat
masih membutuhkan pemuda-pemudi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif,
percaya diri, inovatif, memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat
nasionalisme yang tinggi dalam pembangunan nasional.
Dalam
tataran aplikasinya, untuk saat ini, aktivis pelajar dan mahasiswa bisa
bergabung dalam organisasi Massa. Lebih spesifiknya lagi, bisa ormas politik.
Dimulai dari aktivitas-aktivitas politik organisasi di kampus seperti BEM dan
UKM atau di Sekolah seperti OSIS, MPK dan Pramuka. Untuk pemuda yang sudah
tidak lagi mahasiswa, mereka bisa berkecimpung lebih dalam di organisasi-organisasi
keprofesian yang independen. Ini semua tidak lain adalah untuk mempertajam
kompetensi dan profesionalisme, agar mereka sudah siap.
Maka,
diharapkan bagi para pemuda-pemudi bangsa ini untuk menjadi manusia tangguh
yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang dapat menggantikan
generasi-generasi sebelumnya. “Artinya mahasiswa merupakan aset, cadangan dan
harapan bangsa”. Untuk dapat menjadi yang demikian haruslah Perlu adanya soft
skill lain yang harus dimiliki mahasiswa seperti kepemimpinan, kemampuan
memposisiskan diri, interaksi lintas generasi dan sensitivitas yang tinggi.
Dan juga
diharapkan untuk menjadi agen dari suatu perubahan yang diharapkan dalam rangka
kemajuan bangsa. Dilakukan dengan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil dan
miskin, mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang diselewengkan oleh oknum-oknum
elit. “Dalam perubahan ini mahasiswa harus menjadi garda terdepan". Akan tetapi Mahasiswa bukan hanya sekedar
agen perubahan seperti pahlawan tersebut, mahasiswa sepantasnya menjadi agen pemberdayaan
setelah peubahan yang berperan dalam pembangunan fisik dan non fisik sebuah
bangsa yang kemudian ditunjang dengan fungsi mahasiswa.
Dan juga,
diharapkan bagi calon penerus bangsa ini untuk menjadi panutan dalam
masyarakat, berlandaskan dengan pengetahuannya, dengan tingkat pendidikannya,
norma-norma yang berlaku disekitarnya, dan pola berfikirnya. Akan tetapi
kenyataannya saat ini hanya sedikit sekali pemuda pemudi yang melakukan
pendekatan dengan masyarakat melalui program-program pengabdian masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar