MAKALAH
BIOKIMIA
KEKURANGAN PROTEIN
KWASHIORKOR
Instruktur:
Sudirin, Amd
Disusun :
Nama : Rohmah Alfi Yafira Lukman
NIM : 14.12.2930
Kelas : B/KM/II
KONSENTRASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PRODI KESEHATAN
MASYARAKAT
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja
bersama untuk menyelesaikan makalah ini Alhamdulillahhirobil’alamin, puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Atas limpahan rahmat dan hidayah Nyalah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah biokimia untuk memenuhi tugas terkhir dari
praktikum biokimia ini. Kami mengakui bahwa sebagai manusia biasa memiliki banyak
keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sangat baik dan sempurna.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan tentang penyakit kwashiorkor.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga Allah
SWT selalu menuntun kita menuju jalan yang benar.
Wasalammualaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 21 Mei 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA
PENGANTAR
................................................................... i
DAFTAR
ISI
.................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ........................................................................ 2
C.
Tujuan Penulisan
.......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Kesehatan
secara Umum .............................................. ................ 3
B.
Konsep Sehat
dan Sakit .................................................................. 5
C.
Teori
tentang Penyakit Kwashiorkor .............................................. 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Kwashiorkor
................................................................. 9
B. Gejala-Gejala Kwashiorkor
........................................................... 9
C. Penyebab Penyakit Kwashiorkor
.................................................... 9
D. Metabolisme Protein Penderita
...................................................... 10
E. Pencegahan dan Pengobatan
Penyakit Kwashiorkor ....................... 11
BAB IV PENUTUP
A.
Kesimpulan
................................................................................... 13
B.
Saran
............................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
..................................................................... 14
LAMPIRAN
....................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bocah
berusia 8 tahun, Wirayudha atau biasa dipanggil Wira, terbaring lemah di RS
Dompet Dhuafa, Bogor. Wira yang hanya memiliki berat badan 11 kg ini menjalani
perawatan di Ruang Isolasi Anak karena mengidap Marasmus Kwashiorkor atau
penyakit gizi buruk karena kekurangan kalori dan protein.
"Pasien mengalami gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori atau nama lainnya Marasmus Kwashiorkor. Kalau kondisi kulitnya, itu disebabkan kurangnya asupan nutrisi ke tubuh pasien," kata dr Juprialdy saat ditemui di RS Dompet Dhuafa, Jalan Raya Parung-Bogor, Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (29/04/2013).
Anak kedua dari empat bersaudara ini adalah putra dari pasangan Rohman (37) dan Enung (25) yang beralamat di Kampung Leuweng Gede, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Wira tampak lemah tak mampu banyak bergerak. Wira lebih banyak berkomunikasi dengan orang tuanya dengan menangis.
Tubuhnya kurus, tulangnya tampak jelas menonjol di balik kulitnya yang tipis. Tak hanya itu, seluruh kulit di tubuh bocah ini mengelupas dan mengering.
"Sekarang pasien masih dalam penanganan. Sesuai kebutuhan tubuhnya, kita berikan asupan nutrisi, vitamin dan protein untuk menyeimbangkan kondisi tubuhnya," terang Juprialdy.
Pihak dokter memperkirakan butuh waktu lebih dari satu bulan untuk memulihkan kondisi Wira. "Semua pengobatan di sini gratis," katanya.
Kondisi Wira ini tak lepas dari kondisi perekonomian keluarganya yang berkekurangan. Sang ayah sehari-hari berjualan daun salam di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Sedangkan sang ibu yang menjadi buruh penggarap sawah tak memiliki penghasilan pasti.
Wira sudah dua kali ambruk akibat kondisi gizi buruknya. Tiga bulan yang lalu Wira sempat dirawat di RSUD Cibinong selama 10 hari karena penyakit yang sama. Namun, sang ayah mengatakan setelah beberapa hari dirawat di rumah, kondisi Wira kembali menurun. "Sempat dibawa ke Puskesmas. Tapi katanya kena gizi buruk lagi, terus dirujuk lagi ke sini (RS dompet Dhuafa)," kata Rohman.
Penanganan gizi buruk seharusnya tidak hanya dilakukan kepada pasien, tapi juga kepada orangtua pasien. Pengetahuan dan solusi ekonomi juga dianggap penting agar pasien yang sudah sehat tidak kembali mengalami kondisi gizi buruk.
"Pasien mengalami gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori atau nama lainnya Marasmus Kwashiorkor. Kalau kondisi kulitnya, itu disebabkan kurangnya asupan nutrisi ke tubuh pasien," kata dr Juprialdy saat ditemui di RS Dompet Dhuafa, Jalan Raya Parung-Bogor, Kemang, Kabupaten Bogor, Senin (29/04/2013).
Anak kedua dari empat bersaudara ini adalah putra dari pasangan Rohman (37) dan Enung (25) yang beralamat di Kampung Leuweng Gede, Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor. Wira tampak lemah tak mampu banyak bergerak. Wira lebih banyak berkomunikasi dengan orang tuanya dengan menangis.
Tubuhnya kurus, tulangnya tampak jelas menonjol di balik kulitnya yang tipis. Tak hanya itu, seluruh kulit di tubuh bocah ini mengelupas dan mengering.
"Sekarang pasien masih dalam penanganan. Sesuai kebutuhan tubuhnya, kita berikan asupan nutrisi, vitamin dan protein untuk menyeimbangkan kondisi tubuhnya," terang Juprialdy.
Pihak dokter memperkirakan butuh waktu lebih dari satu bulan untuk memulihkan kondisi Wira. "Semua pengobatan di sini gratis," katanya.
Kondisi Wira ini tak lepas dari kondisi perekonomian keluarganya yang berkekurangan. Sang ayah sehari-hari berjualan daun salam di Pasar Cengkareng, Jakarta Barat dengan penghasilan Rp 25 ribu per hari. Sedangkan sang ibu yang menjadi buruh penggarap sawah tak memiliki penghasilan pasti.
Wira sudah dua kali ambruk akibat kondisi gizi buruknya. Tiga bulan yang lalu Wira sempat dirawat di RSUD Cibinong selama 10 hari karena penyakit yang sama. Namun, sang ayah mengatakan setelah beberapa hari dirawat di rumah, kondisi Wira kembali menurun. "Sempat dibawa ke Puskesmas. Tapi katanya kena gizi buruk lagi, terus dirujuk lagi ke sini (RS dompet Dhuafa)," kata Rohman.
Penanganan gizi buruk seharusnya tidak hanya dilakukan kepada pasien, tapi juga kepada orangtua pasien. Pengetahuan dan solusi ekonomi juga dianggap penting agar pasien yang sudah sehat tidak kembali mengalami kondisi gizi buruk.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan penyakit
kwashiorkor ?
2.
Bagaimanakah gejala-gejala dari
penyakit kwashiorkor ?
3.
Apa sajakah penyebab dari penyakit
kwashiorkor ?
4.
Bagaimanakah proses metabolisme protein
pada penderita kwashiorkor ?
5.
Bagaimanakah cara mencegah dan
mengobati penyakit kwashiorkor ?
C.
Tujuan
Agar dapat mengetahui suatu penyakit, yaitu penyakit kwashiorkor yang salah
satunya disebabkan karena kekurangan protein.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kesehatan secara Umum
a) Pengertian Kesehatan
Pengertian kesehatan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai “suatu keadaan
fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan”
Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk
Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah “sumber daya bagi
kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah konsep positif
menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.
Adapun pengertian kesehatan menurut Undang-Undang
adalah:
§ Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis.
§ Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.
§ Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan
di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk
melakukan upaya kesehatan.
§ Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan.
§ Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.
§ Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan
kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk
kehamilan dan persalinan.
§ Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan bertindak
secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya
dan orang lain.
Jadi, pengertian kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan
bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya
dan orang lain.
b) Tujuan Kesehatan
Salah satu tujuan
nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yaitu pangan, sandang,pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan
adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi
tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
c) Aspek-Aspek Kesehatan
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi empat aspek,
antara lain :
A. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh
sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit.
Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
·
Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
·
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan
emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
·
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa
syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana
ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa
C. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan
dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku,
agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta
saling toleran dan menghargai.
D. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif,
dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong
terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut
(pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Konsep Sehat dan
Sakit
B.
Konsep Sehat dan Sakit
A. KONSEP SEHAT
Definisi Sehat antara lain:
I. Parkins (1938)
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
bentuk dan fungsi tubuh dari berbagai faktor yang berusaha mempengaruhinya.
2. WHO (1957)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh
yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan yang
dimiliki.
3. WHO (1974)
Sehat adaLah keadaan yang sempurna dari fisik, mental,
sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
4. White (1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa
tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan
kelainan.
Teori faktor yang mempengaruhi sehat antara lain:
a) Agent b) Host c) Environment
B. KONSEP SAKIT
Definisi Sakit antara lain:
1. Perkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang
menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik
aktivitas jasmani, rokhani dan sosial.
2. Reverlly
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara lingkungan
dengan individu.
3. New Webster Dictionary
Sakit adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan suatu perubahan gangguan nyata yang normal
Teori faktor yang mempengaruhi sakit antara lain:
1.epidemiologi Triagle (Ecological Models)
Dalam pandangan epidemiologi dikenal dengan istilah segitiga
epidemioIogi, yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit. Bahwa
Sakit terjadi karena interaksi antara agent, host and environment. Konsep ini
bermula dari upaya untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit menular dengan
unsur-unsur mikrobiologi yang infektius sebagai agent, namun selanjutnya dapat
pula digunakan untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit tidak menular dengan
memperluas pengertian agent. Dalam konsep ini faktor-faktor yang menentukan
terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Agent penyakit (faktor etiologi)
a. Zat nutrisi: ekses (kolesterol)/defisiensi (protein)
b. Agen kimiawi : zat toksik/allergen (obat) antara lain
karbonmonoksida, pestisida, hg, arsen
c. Agen fisik: radiasi, air, udara
d. Agent infektius: virus, bakteri, jamur, parasit,
protozoa, metazoa
Selain itu sifat mikroorganisme sebagai agent penyakit
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• lnfektivitas yaitu kemampuan daya serang ke dalam host
• Patogenitas yaitu kemampuan agent untuk merusak host,
sehingga menimbulkan sakit
• Virulensi yaitu kemampuan agent untuk menimbulkan gejala
berat
Adapun syarat agent sebagai penyebab penyakit:
1. Dijumpai pada setiap kasus yang diteliti, pada keadaan
yang sesuai (necessary cause)
2. Agent hanya menyebabkan penyakit yang diteliti (specific
effect)
3. Agent diisolasi sempuma, berulang ditumbuhkan, dan
dibiakan (sufficient cause)
2. Host/ pejamu
Faktor host (intrinsik) yang merupakan faktor risiko
timbulnya penyakit antara lain:
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti hemophilia
b. Umur, misalnya usia lanjut berisiko penyakit jantung
c. Jenis kelamin, misalnya penyakit kelenjar gondok terutama
pada wanita, jantung & hipertensi pada laki-laki
d. Keadaan fisiologi., misalnya hamil & persalinan bisa
menyebabkan anemia, psikosis pascapartum
e. Kekebalan dan penyakit yang diderita sebelumnya
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan(ekstrinsik) sebagai penunjang terjadinya
penyakit:
a. Lingkungan fisik antara lain: geografi & keadaan
musim
b. Lingkungan biologis, yaitu semua makhluk hidup yang
berada di sekitar manusia
c. Lingkungan sosial ekonomi
• Pekerjaan
• Urbanisasi
• Perkembangan ekonomi
• Bencana alam
C.
Teori Penyakit Kwashiorkor
Definisi kwashiorkor adalah satu bentuk malnutrisi
yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan konsumsi energi
dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor atau busung lapar
adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai
Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa edema dan
kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling
banyak didapatkan di dunia ini, pada dewasa ini,terutama sekali pada
wilayah-wilayah yang masih terkebelakangan bidang industrinya.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cicely
D. Williams pada rangkaian saintifik internasional melalui artikelnya Lancet
1935 (1,9). Beliau pada tahun 1933 melukiskan suatu sindrom tersebut
berhubungan dengan defisiensi dari nutrien apa. Akhirnya baru diketahui
defisiensi protein menjadi penyebabnya.
Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi
protein, tetapi karena biasanya bahan makanan yang dimakan itu juga kurang
mengandung nutrien lainnya, maka defisiensi protein disertai defisiensi kalori
sehingga sering penderita menunjukkan baik gejala kwashiorkor maupun marasmus.
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia
antara 1-4 tahun ,namun dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin
terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi
lain.
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun
faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan
yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih
,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah
menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya
edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit
pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein
disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang
baik.Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein,misalnya yang dijumpai pada
keadaan diare kronik,kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria
(nefrosis), infeksi,perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan
sintesis protein , seperti yanga didapatkan pula pada penyakit hati yang
kronis.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kwashiorkor
Kwashiorkor ialah gangguan yang disebabkan oleh kekurangan protein ( Ratna
Indrawati,1994). Kwashiorkor ialah defisiensi protein
yang disertai defisiensi nutrien lainnya yang biasa dijumpai pada bayi masa
disapih dan anak prasekolah (balita). (Ngastiyah, 1995).
Kwashiorkor adalah satu bentuk
malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa dengan
konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan. Kwashiorkor
atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan yang dikenali
sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa karakteristik berupa
edema dan kegagalan pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
Jadi, Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan
pemasukan kalori yang kurang.
B. Gejala-gejala Penyakit Kwashiorkor
1. Edema umumnya di seluruh tubuh terutama pada kaki
(dorsum pedis)
2. Wajah membulat dan sembab
3. Otot-otot mengecil (penurunan massa otot)
4. Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis, lethargia, iritabilitas
5. Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
6. Pembesaran hati
7. Sering disertai infeksi, anemia, gangguan fungsi ginjal dan diare/mencret
8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)
10. Pandangan mata anak nampak sayu
2. Wajah membulat dan sembab
3. Otot-otot mengecil (penurunan massa otot)
4. Perubahan status mental: cengeng, rewel kadang apatis, lethargia, iritabilitas
5. Anak sering menolak segala jenis makanan (anoreksia)
6. Pembesaran hati
7. Sering disertai infeksi, anemia, gangguan fungsi ginjal dan diare/mencret
8. Rambut berwarna kusam dan mudah dicabut
9. Gangguan kulit berupa bercak merah yang meluas dan berubah menjadi hitam terkelupas (crazy pavement dermatosis)
10. Pandangan mata anak nampak sayu
11. Gagal untuk menambah berat
badan
12. Pertumbuhan linier terhenti
13. Pada keadaan berat / akhir
dapat menngakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian.
C. Penyebab penyakit Kwashiorkor
1. Pola makan
Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan
anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan mengandung kalori
yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai.
Bayi yang masih menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan
ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri sumber-sumber lain
(susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya
pengetahuan ibu mengenai keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap
terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan pengganti
ASI.
2. Faktor sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang
tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya pantangan untuk
menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal
yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
3. Faktor ekonomi
Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak
dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak tidak
terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.
4. Faktor infeksi dan penyakit lain
Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara
MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk keadaan gizi. Dan
sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh
terhadap infeksi.
D. Metabolisme Protein Penderita
Definisi kwashiorkor adalah satu
bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein yang berat bisa
dengan konsumsi energi dan kalori tubuh yang tidak mencukupi kebutuhan.
Kwashiorkor atau busung lapar adalah salah satu bentuk sindroma dari gangguan
yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP) Dengan beberapa
karakteristik berupa edema dan kegagalan
pertumbuhan,depigmentasi,hyperkeratosis.
Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di dunia ini, pada dewasa ini,terutama sekali pada wilayah-wilayah yang masih terkebelakangan bidang industrinya.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cicely D. Williams pada rangkaian saintifik internasional melalui artikelnya Lancet 1935 (1,9). Beliau pada tahun 1933 melukiskan suatu sindrom tersebut berhubungan dengan defisiensi dari nutrien apa. Akhirnya baru diketahui defisiensi protein menjadi penyebabnya.
Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena biasanya bahan makanan yang dimakan itu juga kurang mengandung nutrien lainnya, maka defisiensi protein disertai defisiensi kalori sehingga sering penderita menunjukkan baik gejala kwashiorkor maupun marasmus.
ETIOLOGI
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih ,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang baik.Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein,misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronik,kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan sintesis protein , seperti yanga didapatkan pula pada penyakit hati yang kronis.
Penyakit ini merupakan bentuk malnutrisi paling banyak didapatkan di dunia ini, pada dewasa ini,terutama sekali pada wilayah-wilayah yang masih terkebelakangan bidang industrinya.
Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Cicely D. Williams pada rangkaian saintifik internasional melalui artikelnya Lancet 1935 (1,9). Beliau pada tahun 1933 melukiskan suatu sindrom tersebut berhubungan dengan defisiensi dari nutrien apa. Akhirnya baru diketahui defisiensi protein menjadi penyebabnya.
Walaupun sebab utama penyakit ini ialah defisiensi protein, tetapi karena biasanya bahan makanan yang dimakan itu juga kurang mengandung nutrien lainnya, maka defisiensi protein disertai defisiensi kalori sehingga sering penderita menunjukkan baik gejala kwashiorkor maupun marasmus.
ETIOLOGI
Kwashiorkor paling seringnya terjadi pada usia antara 1-4 tahun ,namun dapat pula terjadi pada bayi .Kwashiorkor yang mungkin terjadi pada orang dewasa adalah sebagai komplikasi dari parasit atau infeksi lain.
Banyak hal yang menjadi penyebab kwashiorkor, namun faktor paling mayor adalah menyusui, yaitu ketika ASI digantikan oleh asupan yang tidak adekuat atau tidak seimbang. Setelah usia 1 tahun atau lebih ,kwashiorkor dapat muncul bahkan ketika kekurangan bahan pangan bukanlah menjadi masalahnya, tetapi kebiasaan adat atau ketidak tahuan (kurang nya edukasi) yang menyebabkan penyimpangan keseimbangan nutrisi yang baik.
Walaupun kekurangan kalori dan bahan-bahan makanan yang lain memepersulit pola-pola klinik dan kimiawinya, gejala-gejala utama malnutrisi protein disebabkan oleh kekurangan pemasukan protein yang mempunyai nilai biologik yang baik.Bisa juga terdapat gangguan penyerapan protein,misalnya yang dijumpai pada keadaan diare kronik,kehilangan protein secara tidak normal pada proteinuria (nefrosis), infeksi,perdarahan atau luka-luka bakar serta kegagalan melakukan sintesis protein , seperti yanga didapatkan pula pada penyakit hati yang kronis.
E. Mencegah dan Mengobati Penderita Kwashiorkor
Pengobatannya dengan cara:
1.DIIETIK
- Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal
Kebutuhan normal
0-3 tahun : 150 – 175 kcal/kg/hari, diberikan bertahap
Mg I : Fase stabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)
Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari
Mg II : Fase transisi ( 150% dari kebutuhan normal)
Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari
Mg III : Fase rehabilitasi ( 150 – 200% kebutuhan normal)
Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari
2.PENAMBAHAN SUPLEMENTASI VITAMIN
Vitamin A → 1 tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)
Vitamin D + B kompleks + C
3 .MINERAL
- Jumlah cairan : 130 – 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)
- Kalau edem dikurangi
- Porsi kecil tetapi sering
- Makanan TKTP = 1 setengah x kebutuhan normal
Kebutuhan normal
0-3 tahun : 150 – 175 kcal/kg/hari, diberikan bertahap
Mg I : Fase stabilisasi (75% - 80% kebutuhan normal)
Protein : 1 - 1,5 gram/kgBB/hari
Mg II : Fase transisi ( 150% dari kebutuhan normal)
Protein : 2 - 3 gram/kgBB/hari
Mg III : Fase rehabilitasi ( 150 – 200% kebutuhan normal)
Protein : 4 - 6garm/kgBB/hari
2.PENAMBAHAN SUPLEMENTASI VITAMIN
Vitamin A → 1 tahun : 200.000 SI (1 kali dalam 6 bulan)
Vitamin D + B kompleks + C
3 .MINERAL
- Jumlah cairan : 130 – 200 ml/kg/BB/hari (per oral / NGT)
- Kalau edem dikurangi
- Porsi kecil tetapi sering
Pencegahannya dapat berupa diet
adekuat dengan jumlah-jumlah yang tepat dari karbohidrat, lemak (minimal 10%
dari total kalori), dan protein (12 % dari total kalori). Sentiasa mengamalkan
konsumsi diet yang seimbang dengan cukup karbohidrat, cukup lemak dan protein
bisa mencegah terjadinya kwashiorkor. Protein terutamanya harus disediakan
dalam makanan. Untuk mendapatkan sumber protein yang bernilai tinggi bisa
didapatkan dari protein hewan seperti susu, keju, daging, telur dan ikan. Bisa
juga mendapatkan protein dari protein nabati seperti kacang ijo dan kacang
kedelai.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kwashiorkor adalah salah satu penyakit gangguan
gizi yang disebabkan rendahnya asupan karbohidrat dan protein dalam makanan
sehari-hari.
B. Saran
Agar lebih memperhatikan pola makan dan istirahat kita, agar terhindar
dari penyakit kwashiorkor.
DAFTAR PUSTAKA