MAKALAH
DEMOGRAFI
PENINGKATAN SAMPAH
Dosen : Norra
Hendarni Wijaya,SKM
Disusun :
B/KM/II, Kelompok
Rohmah Alfi Yafira
Lukman
Jelly Kellys Ulu
Himmatun Balighoh
Vivian Reza
Faisol
KONSENTRASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PRODI KESEHATAN
MASYARAKAT
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja
bersama untuk menyelesaikan makalah ini Alhamdulillahhirobil’alamin, puji
syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Atas limpahan rahmat dan hidayah Nyalah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah Demografi ini. Kami mengakui bahwa sebagai manusia biasa
memiliki banyak keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, tidak ada hal
yang dapat diselesaikan dengan sangat baik dan sempurna.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan tentang peningkatan sampah di Indonesia.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga Allah
SWT selalu menuntun kita menuju jalan yang benar.
Wasalammualaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 03 Juni 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kegiatan yang
nantinya akan menghasilkan sampah, bermacam – macam sampah dihasilkan manusia
dari kegiatan yang mereka lakukan, dari mulai bangun hinga sampai kembali ketempat
tidur, ada berbagai macam sampah yang dihasilkan oleh manusia dari sampah yang
berkapasitas kecil hingga sampah yang berkapasitas besar, sampah – sampah
tersebut biasanya dihasilkan dari kegiatan rumah tangga yaitu sampah rumah
tangga sampai dengan sampah industri.
Sampah
kadang dinggap sepele oleh sebagian besar masyarakat indonesia, kita masih
sering membuang sampah pada sembarang tempat, dan tidak itu juga pengelolaan
sampah di indonesia belum maksimal, padahal sampah kalau bisa dikelola dengan
baik akan berakibat signifikan pula pada kehidupan kita, bila sampah tidak
dikelola dengan baik maka dapat mengakibatkan lingkungan kotor ,tidak sedap
dipandang mata,bau menyengat dan terlebih lagi banjir.
Maka
sebaiknya kita mengelola sampah dengan baik, itu sebagai wujud peduli kita
dengan alam yang telah memberi kita tempat untuk tinggal dan melakukan
aktivitas didalamnya.
Masalah sampah merupakan masalah
yang selalu kita jumpai di setiap tempat, baik itu di kota-kota besar maupun
pedesaan. Masalah sampah selalu muncul baik di lingkungan rumah tangga,
perkatoran, pasar bahkan di lingkungan sekolah. Masalah sampah merupakan
masalah yang cukup pelik dan susah untuk dipecahkan secara tuntas. Pertambahan
jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah
meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik
sampah.
Semakin kesini sampah-sampah di
indonesia semakin padat, sehingga tempat pembungannyapun jadi kontroversi.
Seperti contoh sampah yang dari bandung kota di buang di sekitar bandung barat
dan kemudian warga yang tinggal disekitarnya merasa tidak nyaman karna semakin
hari sampah yang di buang kesana semakin banyak. Dan budaya konsumerisme masyarakat saat ini mempunyai
andil besar dalam peningkatan jenis dan kualitas sampah. Di Era Globalisasi,
para pelaku usaha dan pebisnis bersaing sekeras mungkin untuk memasarkan
produknya, tidak hanya itu tapi mereka memiliki strategi bisnis dengan mengemas
produknya dengan kemasan yang menarik konsumen. Bervariasinya kemasan produk
tersebut menimbulkan peningkatan jenis dan kualitas sampah.
Salah satu pekerjaan besar yang
membelit kota besar khususnya daerah Jakarta & Bodetabek adalah masalah
persampahan. Sampah bisa diartikan sebagai konsekuensi adanya aktifitas
kehidupan manusia, maka tidak dapat dipungkiri sampah akan selalu ada selama
aktifitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya volume sampah
dipastikan selalu bertambah seiring bertambahnya pola konsumerisme masyarakat
yang semakin meningkat.
Menurut data Bapedalda , pada tahun
2000 volume sampah kota Jakarta adalah 25.700 m3 / hari jika
dihitung dalam setahun maka volumenya menjadi 9.380.500 m3 dan
dapat diasumsikan 170 kali besar volume Candi Borobudur ( volume candi
Borobudur = 55.000m3).
Masalah sampah bagi DKI Jakarta
adalah juga masalah bagi kota penyangganya seperti Bekasi,Bogor, Depok dan
Tangerang yang mau tidak mau merasakan dampak dari pembuangan sampah Kota
Jakarta.
Kasus yang pernah terjadi adalah bencana ekologis dan bentrokan di Tempat
Pembuangan Sampah (TPA) Bantar Gebang Bekasi dan Pembangunan Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu ( TPST ) Bojong Jawa Barat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan sampah?
2.
Darimanakah sampah-sampah itu berasal?
3.
Apa sajakah jenis-jenis sampah?
4.
Bagaimanakah dampak sampah terhadap
kesehatan?
5.
Berapakah jumlah peningkatan sampah
tiap tahunnya?
6.
Bagaimana cara penanggulangan dan
pemanfaatan sampah?
C.
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui masalah sampah yang ada di Indonesia dan juga bagaimana
cara penanggulangan dan pemanfaatan sampah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sampah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia
telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di
negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi dan konsumsi.
Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumber semula jadi yang lebih
besar dan pengeksploitasian lingkungan untuk keperluan industri, bisnis dan
aktivitas sosial. Di bandar-bandar negara dunia ketiga, pengurusan sampah
sering mengalami masalah. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan
mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya
sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga
akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan
mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan
pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu,
Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan
terutama sekitar kota. Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks
nasional. Kesukaran untuk mencari lokasi landfill sampah, perhatian terhadap
lingkungan, dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah
saatnya dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta peningkatan
kegiatan dalam menangani sampah.
Oleh sebab itu, banyak negara besar
melakukanincineration atau pembakaran, yang menjadi alternatif
dalam pembuangan sampah. Sementara itu, permasalahan yang dihadapi untuk proses
ini adalah biaya pembakaran lebih mahal dibandingkan dengan sistem pembuangan
akhir (sanitary landfill). Apabila sampah ini digunakan untuk pertanian dalam
jumlah yang besar, maka akan menimbulkan masalah karena mengandung logam berat
(Ross 1994). Sampah boleh dikategorikan kepada dua, yaitu sampah domestik dan
sampah bukan domestik (Ridwan Lubis 1994). Sampah domestik adalah bahan-bahan
buangan yang dibuang dari rumah atau dapur. Contohnya ialah pakaian lama atau
buruk, botol, kaca, kertas, beg plastik, tin aluminium dan juga sisa makanan.
Sampah bukan domestik pula ialah bahan-bahan buangan yang dihasilkan dari
industri, perusahaan, pasar, dan pejabat. Bahan-bahan buangan ini terdiri
daripada berbagai jenis termasuk sisa jualan, sisa pembungkusan dan sisa
daripada proses pengilangan.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki
nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran,
perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb.
B.
Asal Muasal Sampah
Ø Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes).
Biasanya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan
rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan
lain-lain.
Ø Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
Ø Sampah yang berasal dari perkantoran.
Sampah yang berasal dari darah perdagangan seperti: toko, pasar radisional,
warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan
organik termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang bersala dari lembaga
pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat
tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer,
kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik,
klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia
harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena
berbahaya dan beracun.
Ø Sampah yang berasal dari jalan raya.
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari
kertas-kertas, kardus-kardus, debu, bebatuan, pasir, sobekan ban,
onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
Ø Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes).
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan
kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu,
plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri
berupa bahan kimia yang seringkali beracun memelukan perlakuan khusus sebelum
dibuang.
Ø Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan.
Sampah dari kegiatan ini tergolong bahan organik, seperti jerami dan
sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar
atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan
pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah
pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang
berfungsi untuk menguarangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun
plastik ini bisa didaur ulang.
Ø Sampah yang berasal dari pertambangan.
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan sejenisnya tergantung dari
jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir,
sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
Ø Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.
Sampah yang berasal dari peternakan an perikanan ini berupa kotoran-kotoran
ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang dan sebagainya.
C.
Jenis-jenis Sampah
Sampah dibagi menjadi 3 jenis yaitu sebagai barikut :
Ø
Sampah Organik
Yaitu sampah yang
mudah membusuk atau sampah yang dapat terurai oleh aktivitas organisme
pembusuk. Organisme pembusuk itu misalnya Azotobacter, Cacing, Rhozobium dan
sebagainya. Bahan yang mudah teruarai seperti makanan, sayuran, daun-daun
kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Ø Sampah Anorganik
Yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk atau sampah yang tidak dapat terurai. Kalaupun dapat
terurai, butuh waktu yang sangat lama. Seperti plastik, botol dan gelas
minuman, kaleng, kayu, bekas pulpen, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan
kerajinan.
Ø Sampah B3 ( Bahan
Berbahaya Beracun)
Yaitu sampah yang
sangat berbahaya dan bersifat mematikan bila terkena manusia/hewan.
Tau kah kalian, sampah yang tidak terpakai lagi bisa kita
olah menjadi barang yang Bermanfaat, yaitu sebagai
berikut :
Ø Sampah plastik
Sampah plastik bisa
kita buat menjadi berbagai kerajinan, seperti tas, dompet, miniatur, tempat
pensil, dan lain-lain.
Ø
Sampah kertas
Sampah kertas bisa
kita buat menjadi kertas kembali dengan daur ulang, tempat pensil, miniatur,
bingkai, dan lain-lain.
Ø
Sampah dedaunan/organik
Sampah jenis ini
bisa kita daur ulang menjadi pupuk kompos. Pupuk ini sangat berguna buat
tumbuhan agar lebih subur.
Kita bisa membagi sampah berdasarkan
wujudnya. Berdasarkan wujudnya secara umum sampah dapat dikelompokkan menjadi
dua yaitu sampah padat dan sampah cair.
D.
Dampak Sampah terhadap Kesehatan
Sampah-sampah yang berserakan dapat
mengundang lalat, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan atau
bersifat fatogen, mencemari udara, tanah dan air, menimbulkan bau yang tidak sedap,
mengurangi keindahan. Secara tidak langsung sampah yang menumpuk akan
berpengaruh juga pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi
atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah
kita ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan
gas-gas rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2),
metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). Dari tumpukan
sampah ini akan dihasilkan ber ton-ton gas karbondioksida (CO2) dan
metana (CH4).
E.
Jumlah Peningkatan Sampah
Di Indonesia
volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat pada tahun 2012
rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang per
hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang
dihasilkan oleh suatu kota setiap hari dengan mengalikan jumlah
penduduknya dengan 2 kg per orang per hari (Viva News, 2012).
Kementerian
Lingkungan Hidup (2012) menyatakan bahwa volume sampah dalam tiga tahun
terakhir menunjukkan trend naik secara signifikan. Volume sampah pada tahun
2010 ada 200.000 ton/hari dan pada tahun 2012 ada 490.000 ton per hari atau
total 178.850.000 ton setahun. Dari total sampah tersebut lebih dari 50% adalah
sampah rumah tangga (Viva News, 2012).
Sampah rumah
tangga yang jumlahnya lebih dari 50% total sampah ternyata belum ditangani
dengan baik. Baru sekitar 24,5% sampah rumah tangga di Indonesia yang ditangani
dengan metode yang benar yaitu diangkut oleh petugas kebersihan dan
dikomposkan. Sisanya (75,5%) belum ditangani dengan baik. Fakta itu ditunjukkan
oleh data RISKESDAS 2010 yang menyatakan bahwa rumah tangga di Indonesia
umumnya menerapkan 6 metode penanganan sampah, yaitu: 1) diangkut oleh petugas
kebersihan (23,4%), 2) dikubur dalam tanah (4,2%), 3) dikomposkan (1,1%), 4)
dibakar (52,1%), 5) dibuang di selokan/sungai/laut (10,2%) dan 6) dibuang
sembarangan (9%) (Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs, 2012).
Fakta penanganan
sampah tersebut di atas juga menunjukkan perilaku masyarakat yang belum
mempedulikan sampah rumah tangganya. Perilaku sosial tersebut diprediksi
berasal dari persepsi masyarakat yang menganggap sampah sebagai barang kotor,
tidak berharga, tidak bermanfaat, dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Persepsi
tersebut mendorong masyarakat untuk mencari cara yang paling mudah dan murah
dalam menangani sampah rumah tangganya yaitu dengan membuang atau membakarnya.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembakaran sampah di tempat terbuka akan menghasilkan gas
beracun serta dioxin yang berasal dari proses pembakaran plastik dan bahan
beracun lain yang ada di dalam sampah. Keberadaan gas beracun tersebut akan
menambah polusi udara (Damanhuri dan Padmi, 2010). Terkait hal iniUU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah membuat larangan bagi setiap orang untuk membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan
sampah. Namun nampaknya masyarakat belum mendapat sosialisasi yang baik tentang
pelarangan tersebut, sehingga perilaku membakar sampah di tempat terbuka masih
terus dilakukan masyarakat.
Selama ini ada
anggapan bahwa sampah hanya menimbulkan dampak pemanasan global jika dibakar.
Berdasarkan hasil penelitian anggapan tersebut tidak 100% benar. Sampah yang
dibuang begitu saja ternyata juga berkontribusi dalam mempercepat pemanasan
global karena sampah menghasilkan gas metan (CH4). Rata-rata tiap satu ton
sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan
itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2. Gas metan
berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan
suhu sekitar 1,3° Celsius per tahun (Norma Rahmawati, 2012).
Persoalan sampah
merupakan persoalan serius yang mengancam keberlanjutan lingkungan. Polusi yang
ditimbulkan oleh timbulan sampah pada tanah, air maupun udara yang merupakan
komponen abiotik dalam ekosistem akan berdampak negatif pada kehidupan
organisme dalam ekosistem, termasuk manusia sebagai bagian dari ekosistem. Jika
organisme dalam ekosistem tidak dapat beradaptasi terhadap kondisi ekosistem
yang terpolusi, organisme dapat punah dan kepunahannya tersebut dapat menganggu
kestabilan ekosistem. Rusaknya kondisi ekosistem itu pada akhirnya akan
mengancam keselamatan organisme lain dalam ekosistem, termasuk keselamatan
manusia (Chiras, 2009).
Pemerintah menyadari pentingnya pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup
sehingga menetapkan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sejak Januari 2012
dikampanyekan gerakan Indonesia “Bersih, Asri, Indah (Berseri)” yang
mensosialisasikan pengurangan sampah mandiri menggunakan pendekatan 3R (Reduce,
Reuse, Recycle). Namun sayangnya gerakan tersebut tidak berjalan baik
karena kurangnya sosialisasi pada masyarakat (Antara News, 2012).
Berdasarkan
fakta-fakta di atas disimpulkan bahwa permasalahan sampah di Indonesia merupakan permasalahan nasional yang
berdampak serius pada kehidupan masyarakat dan kondisi lingkungan sehingga
perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan implementasi UU No. 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah. Untuk itu pemerintah dan masyarakat perlu
bekerjasama sesuai peran dan fungsi masing-masing agar dapat mengatasi
persoalan sampah, sehingga kita dapat hidup lebih nyaman di lingkungan
yang bersih dan sehat.
F.
Cara Penanggulangan Sampah dan
Pemanfaatan
Sampah, khususnya diperkotaan,
sebenarnya tidak selalu menjadi sumber masalah apabila dikelola dengan baik.
Jumlah sampah kota yang semakin besar, seiring dengan pertambahan jumlah
penduduk dan urbanisasi bahkan dapat menjadi sumber ekonomi dan pendapatan
amsyarakat. Sampah organik, memiliki potensi ekonomis, dapat dikelola dengan
mudah menjadi pupuk kompos. Sementara, sampah anorganik seperti logam, plastik,
kain, sudah lebih dulu memiliki mekanisme ekonomis sebagai dasar industri daur
ulang. Bagi rumah tangga Indonesia, diketahui setiap jiwa mengeluarkan sampah
2,6 liter/hari atau 13 liter/keluarga rumah Indonesia per hari dengan 5
jiwa/keluarga.
Teknologi insenator yang pernah
sukses digunakan di Singapura atau negara lain adalah salah satu contoh
penanganan sampah dengan karakter sampah yang tidak cocok dengan negara
Indonesia. Komposisi sampah yang ada di Indonesia bersifat basah, lagipula
lancar tidaknya proses pembakaran tergantung dari sifat fisik dan kimia sampah.
Hal ini karena sampah berasal dari sumber yg berbeda, sehingga kandungan materi
yang mudah dibakarpun juga berbeda2.
Di Indonesia, pengomposan masih
terbatas. Membuat kompos bagi masyarakat kota masih dipersepsikan rumit karena
memerlukan sejumlah lahan terbuka yang luas. Oleh karenanya, seiring dengan
keperluan ikut mengatasi masalah sampah perkotaan diperlukan sentuhan teknologi
yang tepat guna mengatasinya.
Dalam mengelola sampah melalui pembuatan
kompos, sekurangnya diperlukan paket alat tekonologi berikut ini :
1. Composter,
meruapakan mesin dalam pembuatan kompos yang berasal dari sampah organik.
Berbagai ukuran dan kemampuan alat ini, menjadikan kompos terbagi ke dalam
beberapa tipe, yaitu :
·
Composter individual atau
rumah tangga, cocok bagi pengelolaan sampah dalam skala kecil, yaitu rumah satu
keluarga. Alat dengan dimensi tinggi 90cm, diameter 55cm ini terbuat dari bahan
drum palstik HDE, jenis palstik yang kuat. Composter tipe ini digunakan dalam
penanganan sampah organik, yakni material sisa-sisa pemakaian rumah tangga
seperti makanan, kertas, ikan, buah-buahan sayuran, dll.
Composter tipe
rotary klin, yang berdimensi tinggi 190cm, diameter 155cm, dan
panjang 200cm, berkapasitas 3m3 atau setara berat 1 ton. Alat
ini, merupakan solusi tepat dalam penanganan sampah suatu komuna atau wilayah
seperti hotel, lingkungan rumah tangga suatu komplek perumahan atau estate,
perkebunan, pasar dan pabrik.
2. Bulking agent adalah
campuran bahan mineral untuk mempermudah penggemburan sampah organik dalam
proses pengolahan sampah. Gunakan penggembur atau bulking agent, green phoskko
3%, dari berat bahan kompos atau sampah saat sampah siap diproses guna
dekomposisi.
3. Green phoskko
activator merupakan pengurai bahan organik, limbah kota, pertanian, peternakan,
dll. Bermanfaat untuk mempercepat proses dekomposisi, menghancurkan bahan
organik, menghilangkan bau busuk, dan menekan pertumbuhan antagonis mikroba
penyebab bau, penyakit, akar, dan merugikan tanaman atau patogen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki
nilai ekonomis. Sedangkan
setiap manusia setiap harinya pasti membuang sampah, maka dari pada itu, jumlah
sampah setiap harinya semakin meningkat karena disebabkan oleh jumlah
manusianya yang juga semakin bertambah dan juga penggunaan suatu barang yang
menghasilkan sampah juga semakin meningkat.
B. Saran
Untuk lebih memanfaatkan sampah yang sudah
terbuang, yang sebenarnya masih dapat digunakan atau dapat dijadikan sesuatu
yang lebih berguna lagi.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://green.kompasiana.com/polusi/2012/10/06/sampah-dan-dampaknya-pada-kehidupan-kita-499498.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar