Assalamu'alaikum.. I just want to say "thank's" to you for invite my blog..this blog I write if just I want.. so I'm sorry if my blog so bad for you..but I hope you can read my article..Thank you ^^

Selasa, 04 Juni 2013

MAKALAH
DEMOGRAFI
PENINGKATAN SAMPAH

Dosen : Norra Hendarni Wijaya,SKM
Disusun :
B/KM/II, Kelompok
Rohmah Alfi Yafira Lukman      
Jelly Kellys Ulu                          
Himmatun Balighoh                             
Vivian Reza
Faisol

KONSENTRASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PRODI KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini Alhamdulillahhirobil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.

Atas limpahan rahmat dan hidayah Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Demografi  ini. Kami mengakui bahwa sebagai manusia biasa memiliki banyak keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat baik dan sempurna.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan tentang peningkatan sampah di Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga Allah SWT selalu menuntun kita menuju jalan yang benar.

Wasalammualaikum Wr. Wb

                                                                                                 Yogyakarta, 03 Juni 2013



        Penyusun




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Setiap hari manusia terlibat pada suatu kegiatan yang nantinya akan menghasilkan sampah, bermacam – macam sampah dihasilkan manusia dari kegiatan yang mereka lakukan, dari mulai bangun hinga sampai kembali ketempat tidur, ada berbagai macam sampah yang dihasilkan oleh manusia dari sampah yang berkapasitas kecil hingga sampah yang berkapasitas besar, sampah – sampah tersebut biasanya dihasilkan dari kegiatan rumah tangga yaitu sampah rumah tangga sampai dengan sampah industri.
            Sampah kadang dinggap sepele oleh sebagian besar masyarakat indonesia, kita masih sering membuang sampah pada sembarang tempat, dan tidak itu juga pengelolaan sampah di indonesia belum maksimal, padahal sampah kalau bisa dikelola dengan baik akan berakibat signifikan pula pada kehidupan kita, bila sampah tidak dikelola dengan baik maka dapat mengakibatkan lingkungan kotor ,tidak sedap dipandang mata,bau menyengat dan terlebih lagi banjir.
            Maka sebaiknya kita mengelola sampah dengan baik, itu sebagai wujud peduli kita dengan alam yang telah memberi kita tempat untuk tinggal dan melakukan aktivitas didalamnya.
Masalah sampah merupakan masalah yang selalu kita jumpai di setiap tempat, baik itu di kota-kota besar maupun pedesaan. Masalah sampah selalu muncul baik di lingkungan rumah tangga, perkatoran, pasar bahkan di lingkungan sekolah. Masalah sampah merupakan masalah yang cukup pelik dan susah untuk dipecahkan secara tuntas. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah.
Semakin kesini sampah-sampah di indonesia semakin padat, sehingga tempat pembungannyapun jadi kontroversi. Seperti contoh sampah yang dari bandung kota di buang di sekitar bandung barat dan kemudian warga yang tinggal disekitarnya merasa tidak nyaman karna semakin hari sampah yang di buang kesana semakin banyak. Dan budaya konsumerisme masyarakat saat ini mempunyai andil besar dalam peningkatan jenis dan kualitas sampah. Di Era Globalisasi, para pelaku usaha dan pebisnis bersaing sekeras mungkin untuk memasarkan produknya, tidak hanya itu tapi mereka memiliki strategi bisnis dengan mengemas produknya dengan kemasan yang menarik konsumen. Bervariasinya kemasan produk tersebut menimbulkan peningkatan jenis dan kualitas sampah.
Salah satu pekerjaan besar yang membelit kota besar khususnya daerah Jakarta & Bodetabek adalah masalah persampahan. Sampah bisa diartikan sebagai konsekuensi adanya aktifitas kehidupan manusia, maka tidak dapat dipungkiri sampah akan selalu ada selama aktifitas kehidupan masih terus berjalan. Setiap tahunnya volume sampah dipastikan selalu bertambah seiring bertambahnya pola konsumerisme masyarakat yang semakin meningkat.
Menurut data Bapedalda , pada tahun 2000 volume sampah kota Jakarta adalah 25.700 m3 / hari jika dihitung dalam setahun maka volumenya menjadi 9.380.500 m3 dan dapat diasumsikan 170 kali besar volume Candi Borobudur ( volume candi Borobudur = 55.000m3).
Masalah sampah bagi DKI Jakarta adalah juga masalah bagi kota penyangganya seperti Bekasi,Bogor, Depok dan Tangerang yang mau tidak mau merasakan dampak dari pembuangan sampah Kota Jakarta.
Kasus yang pernah terjadi adalah bencana ekologis dan bentrokan di Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Bantar Gebang Bekasi dan Pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu ( TPST ) Bojong Jawa Barat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan sampah?
2.      Darimanakah sampah-sampah itu berasal?
3.      Apa sajakah jenis-jenis sampah?
4.      Bagaimanakah dampak sampah terhadap kesehatan?
5.      Berapakah jumlah peningkatan sampah tiap tahunnya?
6.      Bagaimana cara penanggulangan dan pemanfaatan sampah?
C.     Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui masalah sampah yang ada di Indonesia dan juga bagaimana cara penanggulangan dan pemanfaatan sampah.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sampah
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi dan konsumsi. Pertumbuhan ini juga membawa pada penggunaan sumber semula jadi yang lebih besar dan pengeksploitasian lingkungan untuk keperluan industri, bisnis dan aktivitas sosial. Di bandar-bandar negara dunia ketiga, pengurusan sampah sering mengalami masalah. Pembuangan sampah yang tidak diurus dengan baik, akan mengakibatkan masalah besar. Karena penumpukan sampah atau membuangnya sembarangan ke kawasan terbuka akan mengakibatkan pencemaran tanah yang juga akan berdampak ke saluran air tanah. Demikian juga pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara, pembuangan sampah ke sungai akan mengakibatkan pencemaran air, tersumbatnya saluran air dan banjir (Sicular 1989). Selain itu, Eksploitasi lingkungan adalah menjadi isu yang berkaitan dengan pengurusan terutama sekitar kota. Masalah sampah sudah saatnya dilihat dari konteks nasional. Kesukaran untuk mencari lokasi landfill sampah, perhatian terhadap lingkungan, dan kesehatan telah menjadi isu utama pengurusan negara dan sudah saatnya dilakukan pengurangan jumlah sampah, air sisa, serta peningkatan kegiatan dalam menangani sampah.
Oleh sebab itu, banyak negara besar melakukanincineration atau pembakaran, yang menjadi alternatif dalam pembuangan sampah. Sementara itu, permasalahan yang dihadapi untuk proses ini adalah biaya pembakaran lebih mahal dibandingkan dengan sistem pembuangan akhir (sanitary landfill). Apabila sampah ini digunakan untuk pertanian dalam jumlah yang besar, maka akan menimbulkan masalah karena mengandung logam berat (Ross 1994). Sampah boleh dikategorikan kepada dua, yaitu sampah domestik dan sampah bukan domestik (Ridwan Lubis 1994). Sampah domestik adalah bahan-bahan buangan yang dibuang dari rumah atau dapur. Contohnya ialah pakaian lama atau buruk, botol, kaca, kertas, beg plastik, tin aluminium dan juga sisa makanan. Sampah bukan domestik pula ialah bahan-bahan buangan yang dihasilkan dari industri, perusahaan, pasar, dan pejabat. Bahan-bahan buangan ini terdiri daripada berbagai jenis termasuk sisa jualan, sisa pembungkusan dan sisa daripada proses pengilangan.
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sampah berasal dari rumah tangga, pertanian, perkantoran, perusahaan, rumah sakit, pasar, dsb.
B.     Asal Muasal Sampah
Ø  Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes).
Biasanya sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah/kebun/halaman, dan lain-lain.
Ø  Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
Ø  Sampah yang berasal dari perkantoran.
Sampah yang berasal dari darah perdagangan seperti: toko, pasar radisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang bersala dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis (bolpoint, pensil, spidol, dll), toner foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai, bahan kimia dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film, komputer rusak, dan lain-lain. Baterai bekas dan limbah bahan kimia harus dikumpulkan secara terpisah dan harus memperoleh perlakuan khusus karena berbahaya dan beracun.
Ø  Sampah yang berasal dari jalan raya.
Sampah ini berasal dari pembersihan jalan yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, bebatuan, pasir, sobekan ban, onderdil-onderdil kendaraan yang jatuh, daun-daunan, plastik dan sebagainya.
Ø  Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes).
Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan/potongan bahan), perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain/lap yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri berupa bahan kimia yang seringkali beracun memelukan perlakuan khusus sebelum dibuang.
Ø  Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan.
Sampah dari kegiatan ini tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk menguarangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
Ø  Sampah yang berasal dari pertambangan.
Sampah ini berasal dari daerah pertambangan dan sejenisnya tergantung dari jenis usaha pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah cadas, pasir, sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.
Ø  Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan.
Sampah yang berasal dari peternakan an perikanan ini berupa kotoran-kotoran ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang dan sebagainya.
C.     Jenis-jenis Sampah
Sampah dibagi menjadi 3 jenis yaitu sebagai barikut :
Ø  Sampah Organik
Yaitu sampah yang mudah membusuk atau sampah yang dapat terurai oleh aktivitas organisme pembusuk. Organisme pembusuk itu misalnya Azotobacter, Cacing, Rhozobium dan sebagainya.  Bahan yang mudah teruarai seperti makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Ø  Sampah Anorganik
Yaitu sampah yang tidak mudah membusuk atau sampah yang tidak dapat terurai. Kalaupun dapat terurai, butuh waktu yang sangat lama. Seperti plastik, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, bekas pulpen, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan kerajinan.
Ø  Sampah B3 ( Bahan Berbahaya Beracun)
Yaitu sampah yang sangat berbahaya dan bersifat mematikan bila terkena manusia/hewan.
Tau kah kalian, sampah yang tidak terpakai lagi bisa kita olah menjadi barang yang Bermanfaat, yaitu sebagai berikut :
Ø  Sampah plastik
Sampah plastik bisa kita buat menjadi berbagai kerajinan, seperti tas, dompet, miniatur, tempat pensil, dan lain-lain.
Ø  Sampah kertas
Sampah kertas bisa kita buat menjadi kertas kembali dengan daur ulang, tempat pensil, miniatur, bingkai, dan lain-lain.
Ø  Sampah dedaunan/organik
Sampah jenis ini bisa kita daur ulang menjadi pupuk kompos. Pupuk ini sangat berguna buat tumbuhan agar lebih subur.
Kita bisa membagi sampah berdasarkan wujudnya. Berdasarkan wujudnya secara umum sampah dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sampah padat dan sampah cair.
D.    Dampak Sampah terhadap Kesehatan
Sampah-sampah yang berserakan dapat mengundang lalat, pertumbuhan organisme-organisme yang membahayakan atau bersifat fatogen, mencemari udara, tanah dan air, menimbulkan bau yang tidak sedap, mengurangi keindahan. Secara tidak langsung sampah yang menumpuk akan berpengaruh juga pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pemanasan global terjadi akibat adanya peningkatan gas-gas  rumah kaca seperti uap air, karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O). Dari tumpukan sampah ini akan dihasilkan ber ton-ton gas karbondioksida (CO2) dan metana (CH4).
E.     Jumlah Peningkatan Sampah
Di Indonesia volume sampah mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan penduduk. Kementerian Lingkungan Hidup mencatat pada tahun 2012 rata-rata penduduk Indonesia menghasilkan sampah sekitar 2 kg per orang per hari. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan oleh suatu kota setiap hari dengan mengalikan jumlah penduduknya dengan 2 kg per orang per hari (Viva News, 2012).
Kementerian Lingkungan Hidup (2012) menyatakan bahwa volume sampah dalam tiga tahun terakhir menunjukkan trend naik secara signifikan. Volume sampah pada tahun 2010 ada 200.000 ton/hari dan pada tahun 2012 ada 490.000 ton per hari atau total 178.850.000 ton setahun. Dari total sampah tersebut lebih dari 50% adalah sampah rumah tangga (Viva News, 2012).
Sampah rumah tangga yang jumlahnya lebih dari 50% total sampah ternyata belum ditangani dengan baik. Baru sekitar 24,5% sampah rumah tangga di Indonesia yang ditangani dengan metode yang benar yaitu diangkut oleh petugas kebersihan dan dikomposkan. Sisanya (75,5%) belum ditangani dengan baik. Fakta itu ditunjukkan oleh data RISKESDAS 2010 yang menyatakan bahwa rumah tangga di Indonesia umumnya menerapkan 6 metode penanganan sampah, yaitu: 1) diangkut oleh petugas kebersihan (23,4%), 2) dikubur dalam tanah (4,2%), 3) dikomposkan (1,1%), 4) dibakar (52,1%), 5) dibuang di selokan/sungai/laut (10,2%) dan 6) dibuang sembarangan (9%) (Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk MDGs, 2012).
Fakta penanganan sampah tersebut di atas juga menunjukkan perilaku masyarakat yang belum mempedulikan sampah rumah tangganya. Perilaku sosial tersebut diprediksi berasal dari persepsi masyarakat yang menganggap sampah sebagai barang kotor, tidak berharga, tidak bermanfaat, dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Persepsi tersebut mendorong masyarakat untuk mencari cara yang paling mudah dan murah dalam menangani sampah rumah tangganya yaitu dengan membuang atau membakarnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembakaran sampah di tempat terbuka akan menghasilkan gas beracun serta dioxin yang berasal dari proses pembakaran plastik dan bahan beracun lain yang ada di dalam sampah. Keberadaan gas beracun tersebut akan menambah polusi udara (Damanhuri dan Padmi, 2010). Terkait hal iniUU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah membuat larangan bagi setiap orang untuk membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan sampah. Namun nampaknya masyarakat belum mendapat sosialisasi yang baik tentang pelarangan tersebut, sehingga perilaku membakar sampah di tempat terbuka masih terus dilakukan masyarakat.
Selama ini ada anggapan bahwa sampah hanya menimbulkan dampak pemanasan global jika dibakar. Berdasarkan hasil penelitian anggapan tersebut tidak 100% benar. Sampah yang dibuang begitu saja ternyata juga berkontribusi dalam mempercepat pemanasan global karena sampah menghasilkan gas metan (CH4). Rata-rata tiap satu ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan. Gas metan itu sendiri mempunyai kekuatan merusak hingga 20-30 kali lebih besar daripada CO2. Gas metan berada di atmosfer dalam jangka waktu sekitar 7-10 tahun dan dapat meningkatkan suhu sekitar 1,3° Celsius per tahun (Norma Rahmawati, 2012).
Persoalan sampah merupakan persoalan serius yang mengancam keberlanjutan lingkungan. Polusi yang ditimbulkan oleh timbulan sampah pada tanah, air maupun udara yang merupakan komponen abiotik dalam ekosistem akan berdampak negatif pada kehidupan organisme dalam ekosistem, termasuk manusia sebagai bagian dari ekosistem. Jika organisme dalam ekosistem tidak dapat beradaptasi terhadap kondisi ekosistem yang terpolusi, organisme dapat punah dan kepunahannya tersebut dapat menganggu kestabilan ekosistem. Rusaknya kondisi ekosistem itu pada akhirnya akan mengancam keselamatan organisme lain dalam ekosistem, termasuk keselamatan manusia (Chiras, 2009).
Pemerintah menyadari pentingnya pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup sehingga menetapkan UU No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sejak Januari 2012 dikampanyekan gerakan Indonesia “Bersih, Asri, Indah (Berseri)” yang mensosialisasikan pengurangan sampah mandiri menggunakan pendekatan 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Namun sayangnya gerakan tersebut tidak berjalan baik karena kurangnya sosialisasi pada masyarakat (Antara News, 2012).
Berdasarkan fakta-fakta di atas disimpulkan bahwa permasalahan sampah di Indonesia merupakan permasalahan nasional yang berdampak serius pada kehidupan masyarakat dan kondisi lingkungan sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengoptimalkan implementasi UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Untuk itu pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama sesuai peran dan fungsi masing-masing agar dapat mengatasi persoalan sampah, sehingga kita dapat hidup lebih nyaman di lingkungan yang bersih dan sehat.

F.      Cara Penanggulangan Sampah dan Pemanfaatan
Sampah, khususnya diperkotaan, sebenarnya tidak selalu menjadi sumber masalah apabila dikelola dengan baik. Jumlah sampah kota yang semakin besar, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan urbanisasi bahkan dapat menjadi sumber ekonomi dan pendapatan amsyarakat. Sampah organik, memiliki potensi ekonomis, dapat dikelola dengan mudah menjadi pupuk kompos. Sementara, sampah anorganik seperti logam, plastik, kain, sudah lebih dulu memiliki mekanisme ekonomis sebagai dasar industri daur ulang. Bagi rumah tangga Indonesia, diketahui setiap jiwa mengeluarkan sampah 2,6 liter/hari atau 13 liter/keluarga rumah Indonesia per hari dengan 5 jiwa/keluarga.
Teknologi insenator yang pernah sukses digunakan di Singapura atau negara lain adalah salah satu contoh penanganan sampah dengan karakter sampah yang tidak cocok dengan negara Indonesia. Komposisi sampah yang ada di Indonesia bersifat basah, lagipula lancar tidaknya proses pembakaran tergantung dari sifat fisik dan kimia sampah. Hal ini karena sampah berasal dari sumber yg berbeda, sehingga kandungan materi yang mudah dibakarpun juga berbeda2. 
Di Indonesia, pengomposan masih terbatas. Membuat kompos bagi masyarakat kota masih dipersepsikan rumit karena memerlukan sejumlah lahan terbuka yang luas. Oleh karenanya, seiring dengan keperluan ikut mengatasi masalah sampah perkotaan diperlukan sentuhan teknologi yang tepat guna mengatasinya. 
Dalam mengelola sampah melalui pembuatan kompos, sekurangnya diperlukan paket alat tekonologi berikut ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgetsw4zMzEz1LCkvUEQLLOM-PiFoP52faM_7ujmz4O7b0V2TQS3_6Uu9uY8-A37oPVGYwF02ZWzfhErNt5kbqNUzE1y_R-ZMzA3uqiQHlQ62yV4FzYFO-tRw6dXQFTSg9gASwD4NUvw1fA/s400/images.jpg1.  Composter, meruapakan mesin dalam pembuatan kompos yang berasal dari sampah organik. Berbagai ukuran dan kemampuan alat ini, menjadikan kompos terbagi ke dalam beberapa tipe, yaitu : 
                                                                                               
·                      Composter individual atau rumah tangga, cocok bagi pengelolaan sampah dalam skala kecil, yaitu rumah satu keluarga. Alat dengan dimensi tinggi 90cm, diameter 55cm ini terbuat dari bahan drum palstik HDE, jenis palstik yang kuat. Composter tipe ini digunakan dalam penanganan sampah organik, yakni material sisa-sisa pemakaian rumah tangga seperti makanan, kertas, ikan, buah-buahan sayuran, dll.
·                      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_sPk9OO2XYZa02sbq6Wan6yu1Uxiui6adIrVH76OjUx1O5L6EskqNGIfrBnuXGepR9BBIIGrRXmcpUNFTlV9ga-9kkNsIVTLxhOeBr0aLLLXiv_ILCk-GpwhX2biuMPgsqx_oJ174l0Ns/s320/rotary+klin.jpg
Composter tipe rotary klin, yang berdimensi tinggi 190cm, diameter 155cm, dan panjang 200cm, berkapasitas 3m3 atau setara berat 1 ton. Alat ini, merupakan solusi tepat dalam penanganan sampah suatu komuna atau wilayah seperti hotel, lingkungan rumah tangga suatu komplek perumahan atau estate, perkebunan, pasar dan pabrik.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQyc_HiJJiKPzGxULbmrM78FCJdVuyVIYYOiwwS5EZOYJLj99AhdLxqPcDECgQcyFYCZrCioBG129D7yEt_hW9CGRzcrD8vVpyDcCX2nLBeHEkgcWguG1k56xKd_OffBcUkGEexdxoCCoW/s320/bulking+agent.jpg2. Bulking agent adalah campuran bahan mineral untuk mempermudah penggemburan sampah organik dalam proses pengolahan sampah. Gunakan penggembur atau bulking agent, green phoskko 3%, dari berat bahan kompos atau sampah saat sampah siap diproses guna dekomposisi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr5AjeLO4N7r9l0keFMAWpExiWFPruCAkYP_wEgAKczs_VY7b8nfE4p-iNJiCNtumcp2d6WisA6Wq9NttfkPQaiSkSbhKqZ62_zeHMxQn2tRK-WIYfgrC5UmDh8MJJqS-AVjMll3Ob8HSu/s320/green+phoskko.jpg3.  Green phoskko activator merupakan pengurai bahan organik, limbah kota, pertanian, peternakan, dll. Bermanfaat untuk mempercepat proses dekomposisi, menghancurkan bahan organik, menghilangkan bau busuk, dan menekan pertumbuhan antagonis mikroba penyebab bau, penyakit, akar, dan merugikan tanaman atau patogen.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Sedangkan setiap manusia setiap harinya pasti membuang sampah, maka dari pada itu, jumlah sampah setiap harinya semakin meningkat karena disebabkan oleh jumlah manusianya yang juga semakin bertambah dan juga penggunaan suatu barang yang menghasilkan sampah juga semakin meningkat.
B.     Saran
Untuk lebih memanfaatkan sampah yang sudah terbuang, yang sebenarnya masih dapat digunakan atau dapat dijadikan sesuatu yang lebih berguna lagi.

 DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar: