MAKALAH
MIKROBIOLOGI
MIKROBA
Toxoplasma gondii
PENYEBAB PENYAKIT TOKSOPLASMOSIS
Instruktur:
Sutiyono, Amd
Disusun
:
Nama
: Rohmah Alfi Yafira Lukman
NIM
: 14.12.2930
Kelas : B/KM/II
KONSENTRASI
MANAJEMEN RUMAH SAKIT
PRODI
KESEHATAN MASYARAKAT
STIKES
SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat
Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan
untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini
Alhamdulillahhirobil’alamin, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.
Atas limpahan rahmat dan hidayah Nyalah
kami dapat menyelesaikan tugas makalah biokimia untuk memenuhi tugas terkhir
dari praktikum mikrobiologi ini. Kami mengakui bahwa sebagai manusia biasa
memiliki banyak keterbatasan dalam segala hal. Oleh karena itu, tidak ada hal
yang dapat diselesaikan dengan sangat baik dan sempurna.
Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca untuk menambah wawasan tentang penyakit keracunan darah.
Penulis menyadari bahwa penulisan
laporan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga Allah SWT selalu menuntun kita menuju jalan yang
benar.
Wasalammualaikum Wr. Wb
Yogyakarta, 21 Mei 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tekan Populasi, Puluhan Kucing Disetrilisasi
PESANGGRAHAN
(Pos Kota) – Menekan maraknya populasi hewan penyebar rabies (HPR) dan mencegah
penyebaran rabies dari daerah endemis di kawasan perbatasan, Suku Dinas Peternakan
dan Perikanan Jakarta Selatan gencar melakukan sterilisasi kucing secara
gratis.
“Populasi
kucing di DKI Jakarta termasuk di Jaksel sangat tinggi lantaran
berkembangbiak atau beranak 2 hingga 3 kali dalam setahun,” kata Yuli Absari, Kepala Seksi Peternakan Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel saat kegiatan sterilisasi kucing di rumah potong unggas (RPU) Petukangan Utara , Rabu (1/5).
berkembangbiak atau beranak 2 hingga 3 kali dalam setahun,” kata Yuli Absari, Kepala Seksi Peternakan Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel saat kegiatan sterilisasi kucing di rumah potong unggas (RPU) Petukangan Utara , Rabu (1/5).
Selain itu,
kucing merupakan penular penyakit Zoonosa yaitu penyakit yang dapat ditularkan dari hewan kepada manusia antara lain
rabies dan toxoplasma. Sedangkan
DKI Jakarta termasuk Jaksel rentan tertular rabies lantaran berada dengan
sejumlah kawasan perbatasan yang endemis rabies.
Menyikapi
hal ini, sterilisasi HPR khususnya kucing baik betina dan jantan sangat penting
untuk mengendalikan populasi kucing di DKI Jakarta, mengurangi resiko wabah
penyakit Rabies dan mengurangi kasus penularan Toxoplasmosis pada manusia.
Dalam
kegiatan tersebut, kucing 40 ekor yang berpemilik disterilisasi dari berbagai
jenis ras maupun lokal. Berasal dari Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan,
Kebayoran Baru dan Pasar Minggu.
Untuk
kegiatan selanjutnya akan diadakan pada Juli mendatang dengan target kucing 45
ekor. Masyarkat khusnya para pemilik kucing yang berminat dapat mendaftarkan
langsung ke Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan penyakit Toxoplsmosis?
2.
Apa sajakah
faktor-faktor penyebab penyakit Toksoplasmosis?
3.
Bagaimanakah
gejala-gejala dari penyakit Toksoplasmosis?
4.
Dapatkah Toksoplasmosis
berkembang kedalam penyakit yang lebih serius pada bayi-bayi?
5.
Bolehkah memelihara
kucing?
6.
Bagaimanakah cara
mengobati penyakit Toksoplasmosis?
7.
Bagaimana cara
penularan penyakit Toksoplasmosis?
8.
Bagaimana cara
mencegah penyakit Toksoplasmosis?
9.
Bagaimanakah daur /
siklus terjadinya penyakit Toksoplasmosis?
C. Tujuan
Agar dapat
mengetahui penyakit Toksoplasmosis, baik dari segi gejala, penyebab dan cara
mengobati penyakit Toksoplasmosis.
BAB
II
LANDASAN TEORI
A. Kesehatan secara Umum
a)
Pengertian
Kesehatan
Pengertian kesehatan
menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan
adalah sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”
Pada tahun 1986, WHO, dalam Piagam
Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa pengertian kesehatan adalah
“sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup Kesehatan adalah
konsep positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan
fisik.
Adapun pengertian kesehatan menurut
Undang-Undang adalah:
§ Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
§ Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat.
§ Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan
diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
§ Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan.
§ Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna.
§ Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan
pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan.
§ Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang,
dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat
keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan
pribadinya dan orang lain.
Jadi, pengertian kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah
upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Pendidikan kesehatan adalah proses membantu sesorang, dengan
bertindak secara sendiri-sendiri ataupun secara kolektif, untuk membuat keputusan
berdasarkan pengetahuan mengenai hal-hal yang memengaruhi kesehatan pribadinya
dan orang lain.
b)
Tujuan Kesehatan
Salah
satu tujuan nasional adalah memajukan
kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan
dasar manusia, yaitu pangan, sandang,pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja
dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan
yang optimal berada
di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.
c)
Aspek-Aspek
Kesehatan
Pada dasarnya kesehatan itu meliputi
empat aspek, antara lain :
A. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak
merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif
tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami
gangguan.
·
Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan
pikiran.
·
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan
sebagainya.
·
Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap
sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa
C. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang
mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa
membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial, ekonomi, politik,
dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
D. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila
seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan
sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara
finansial.
Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa)
dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Konsep
Sehat dan Sakit
B. Konsep
Sehat dan Sakit
A. KONSEP SEHAT
Definisi Sehat antara lain:
I. Parkins (1938)
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis
antara bentuk dan fungsi tubuh dari berbagai faktor yang berusaha
mempengaruhinya.
2. WHO (1957)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ
tubuh yang berfungsi secara wajar dengan segala faktor keturunan dan lingkungan
yang dimiliki.
3. WHO (1974)
Sehat adaLah keadaan yang sempurna dari fisik, mental,
sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
4. White (1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu
diperiksa tidak mempunyai keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu
penyakit dan kelainan.
Teori faktor yang mempengaruhi sehat antara lain:
a) Agent b) Host c) Environment
B. KONSEP SAKIT
Definisi Sakit antara lain:
1. Perkins (1937)
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan
yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik
aktivitas jasmani, rokhani dan sosial.
2. Reverlly
Sakit adalah tidak adanya keselarasan antara
lingkungan dengan individu.
3. New Webster Dictionary
Sakit adalah suatu keadaan yang
ditandai dengan suatu perubahan gangguan nyata yang normal
Teori faktor yang mempengaruhi sakit antara lain:
1.epidemiologi Triagle (Ecological Models)
Dalam pandangan epidemiologi dikenal dengan istilah
segitiga epidemioIogi, yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit.
Bahwa Sakit terjadi karena interaksi antara agent, host and environment. Konsep
ini bermula dari upaya untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit menular
dengan unsur-unsur mikrobiologi yang infektius sebagai agent, namun selanjutnya
dapat pula digunakan untuk menjelaskan proses timbulnya penyakit tidak menular
dengan memperluas pengertian agent. Dalam konsep ini faktor-faktor yang
menentukan terjadinya penyakit diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Agent penyakit (faktor etiologi)
a. Zat nutrisi: ekses (kolesterol)/defisiensi
(protein)
b. Agen kimiawi : zat toksik/allergen (obat) antara
lain karbonmonoksida, pestisida, hg, arsen
c. Agen fisik: radiasi, air, udara
d. Agent infektius: virus, bakteri, jamur, parasit,
protozoa, metazoa
Selain itu sifat mikroorganisme sebagai agent penyakit
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
• lnfektivitas yaitu kemampuan daya serang ke dalam
host
• Patogenitas yaitu kemampuan agent untuk merusak
host, sehingga menimbulkan sakit
• Virulensi yaitu kemampuan agent untuk menimbulkan
gejala berat
Adapun syarat agent sebagai penyebab penyakit:
1. Dijumpai pada setiap kasus yang diteliti, pada
keadaan yang sesuai (necessary cause)
2. Agent hanya menyebabkan penyakit yang diteliti
(specific effect)
3. Agent diisolasi sempuma, berulang ditumbuhkan, dan
dibiakan (sufficient cause)
2. Host/ pejamu
Faktor host (intrinsik) yang merupakan faktor risiko
timbulnya penyakit antara lain:
a. Genetik, misalnya penyakit herediter seperti
hemophilia
b. Umur, misalnya usia lanjut berisiko penyakit
jantung
c. Jenis kelamin, misalnya penyakit kelenjar gondok
terutama pada wanita, jantung & hipertensi pada laki-laki
d. Keadaan fisiologi., misalnya hamil & persalinan
bisa menyebabkan anemia, psikosis pascapartum
e. Kekebalan dan penyakit yang diderita sebelumnya
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan(ekstrinsik) sebagai penunjang
terjadinya penyakit:
a. Lingkungan fisik antara lain: geografi &
keadaan musim
b. Lingkungan biologis, yaitu semua makhluk hidup yang
berada di sekitar manusia
c. Lingkungan sosial ekonomi
• Pekerjaan
• Urbanisasi
• Perkembangan ekonomi
• Bencana alam
C. Teori Penyakit
Toksoplasma merupakan suatu infeksi yang disebabkan
oleh parasit Toxoplasma gondii yang penyebarannya bisa terjadi melalui makanan
atau air yang sudah terkontaminasi serta bisa juga ditularkan dari hewan ke
manusia.
Parasit toksoplasma sering dijumpai pada kotoran kucing dan bisa menempel di mana-mana lalu menular ke manusia. Bukan cuma berbahaya bagi ibu hamil, parasit ini diduga juga bisa meningkatkan risiko kanker otak pada orang yang tertular.
Infeksi parasit toksoplasma gondii (toksoplasmosis) bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Pada binatang, infeksi toksoplasma memang sudah terbukti mempengaruhi otak. Selain memicu kanker, infeksi parasit ini juga menyebabkan peribahan perilaku, misalnya pada tikus jadi tidak punya rasa takut sehingga mudah diterkam dan dimangsa oleh kucing. Fakta yang ada penyebaran toksoplasma paling umum terjadi dari sayuran mentah atau sayuran yang tidak dicuci dengan benar serta makanan yang dimasak dengan tidak sempurna.
Parasit toksoplasma sering dijumpai pada kotoran kucing dan bisa menempel di mana-mana lalu menular ke manusia. Bukan cuma berbahaya bagi ibu hamil, parasit ini diduga juga bisa meningkatkan risiko kanker otak pada orang yang tertular.
Infeksi parasit toksoplasma gondii (toksoplasmosis) bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Pada binatang, infeksi toksoplasma memang sudah terbukti mempengaruhi otak. Selain memicu kanker, infeksi parasit ini juga menyebabkan peribahan perilaku, misalnya pada tikus jadi tidak punya rasa takut sehingga mudah diterkam dan dimangsa oleh kucing. Fakta yang ada penyebaran toksoplasma paling umum terjadi dari sayuran mentah atau sayuran yang tidak dicuci dengan benar serta makanan yang dimasak dengan tidak sempurna.
Toksoplasma dalam bentuk Tachizoit terdapat dalam
cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan
oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit pun bisa bersarang di calon telur atau
kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu pun bisa
tertular Toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau
transplantasi organ yang membawa Kista Toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal,
dan hati bisa menjadi ajang penularan Toksoplasma.
Hasil penelitian lain juga mengatakan bahwa 90 persen
bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal, walaupun 80-90 persen bayi
tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa
bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10 persen dapat mengalami gangguan
pendengaran.
Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Sedangkan untuk mengurangi risiko infeksi toksoplasma pada manusia, para peneliti menyarankan untuk sering-sering membersihkan kucing maupun hewan peliharaan lainnya. Selain itu, hindari makan daging setengah matang dan menghirup debu atau apapun yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing.
Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Sedangkan untuk mengurangi risiko infeksi toksoplasma pada manusia, para peneliti menyarankan untuk sering-sering membersihkan kucing maupun hewan peliharaan lainnya. Selain itu, hindari makan daging setengah matang dan menghirup debu atau apapun yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing.
Bakteri Toksoplasma tidak berbahaya
kecuali pada wanita yang hamil, yang akan berdampak pada perkembangan dan
kesehatan janin dalam kandungan.
Cara yang paling mudah untuk menghindari mikroba tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari terlalu akrab dengan hewan peliharaan, seperti kucing dan burung, serta mengikuti beberapa tips kesehatan dari profesional medis.
Cara yang paling mudah untuk menghindari mikroba tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari terlalu akrab dengan hewan peliharaan, seperti kucing dan burung, serta mengikuti beberapa tips kesehatan dari profesional medis.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Toxoplsmosis.
Toxoplasmosis (toxo) adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel
tunggal yang disebut Toxoplasma gondii. Infeksi paling umum didapat
dari kontak dengan kucing-kucing dan feces mereka atau daging mentah atau yang
kurang masak.
Pusat-pusat pengontrol dan pencegah penyakit Amerika (CDC) memperkirakan
bahwa lebih dari 60 juta orang-orang di Amerika mungkin membawa parasit
Toxoplasma, namun hanya sangat sedikit yang mempunyai gejala-gejala karena
sistim imun yang sehat biasanya menjaga parasit-parasit dari menyebabkan
penyakit.
Toksoplasma adalah penyakit yang
diakibatkan oleh parasit Toksoplasma Gondii yang dapat ditularkan oleh kucing
dan hewan peliharaan rumah lainnya.
Toksoplasma merupakan suatu infeksi yang disebabkan
oleh parasit Toxoplasma gondii yang penyebarannya bisa terjadi melalui makanan
atau air yang sudah terkontaminasi serta bisa juga ditularkan dari hewan ke
manusia.
Parasit toksoplasma sering dijumpai pada kotoran kucing dan bisa menempel di mana-mana lalu menular ke manusia. Bukan cuma berbahaya bagi ibu hamil, parasit ini diduga juga bisa meningkatkan risiko kanker otak pada orang yang tertular.
Infeksi parasit toksoplasma gondii (toksoplasmosis) bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Parasit toksoplasma sering dijumpai pada kotoran kucing dan bisa menempel di mana-mana lalu menular ke manusia. Bukan cuma berbahaya bagi ibu hamil, parasit ini diduga juga bisa meningkatkan risiko kanker otak pada orang yang tertular.
Infeksi parasit toksoplasma gondii (toksoplasmosis) bisa menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang yang daya tahan tubuhnya lemah.
Pada binatang, infeksi toksoplasma memang sudah
terbukti mempengaruhi otak. Selain memicu kanker, infeksi parasit ini juga
menyebabkan peribahan perilaku, misalnya pada tikus jadi tidak punya rasa takut
sehingga mudah diterkam dan dimangsa oleh kucing. Fakta yang ada penyebaran
toksoplasma paling umum terjadi dari sayuran mentah atau sayuran yang tidak
dicuci dengan benar serta makanan yang dimasak dengan tidak sempurna.
Toksoplasma dalam bentuk Tachizoit terdapat dalam
cairan tubuh seperti darah, air liur, dan cairan sperma, yang mampu ditularkan
oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit pun bisa bersarang di calon telur atau
kelenjar susu sehingga tidak menutup kemungkinan telur dan air susu pun bisa
tertular Toksoplasma. Penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah atau
transplantasi organ yang membawa Kista Toksoplasma. Cangkok jantung, ginjal,
dan hati bisa menjadi ajang penularan Toksoplasma. Sementara pada manusia, selama ini yang dinilai
berisiko hanya ibu hamil karena dikhawatirkan bisa berakibat fatal pada
kesehatan janin. Dengan hasil penelitian terbaru tersebut, maka orang dewasa
juga bisa mengalami peningkatan risiko yang fatal akibat infeksi toksoplasma.
Pada dasarnya manusia resisten [kebal] terhadap
infeksi Toksoplasma. Walaupun terinfeksi [kuman masuk ke dalam tubuh, itu tidak
menimbulkan gejala penyakit. Jika tubuh kuat, maka parasit yang diidap hanya
diam tenang tidak menimbulkan gejala penyakit. Kista akan menimbulkan gejala
sakit jika kondisi tubuh lemah, kekebalan tubuh menurun, kekurangan gizi, dan
dalam keadaan stres. Kista pada jaringan tubuh dapat merusak organ. Sementara itu, kalau infeksi terjadi pada jantung
dapat mengakibatkan kerusakan katup jantung. Infeksi pada jaringan syaraf dan
otak menimbulkan berbagai gejala yaitu sakit kepala, rasa baal (mati rasa)
sebagian anggota tubuh hingga menimbulkan kejang-kejang yang berujung pada
kematian.
Namun kasus fatal akibat toksoplasma jumlahnya kecil
sekali.
Tanpa penanganan medis, toksoplasma dapat bertahan hidup hingga seumur hidup Anda. Pada tubuh dengan daya tahan tinggi, toksoplasma mungkin tidak akan menimbulkan gejala. Ia hanya membentuk diri menjadi kista, menempel pada jaringan tubuh, dan siap menginfeksi bila yang bersangkutan kembali terpapar toksoplasma dalam jumlah besar. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, sekitar 40 persen wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfeksi pada trimester pertama, 24 persen pada trimester kedua, dan 62 persen pada trimester ketiga.
Tanpa penanganan medis, toksoplasma dapat bertahan hidup hingga seumur hidup Anda. Pada tubuh dengan daya tahan tinggi, toksoplasma mungkin tidak akan menimbulkan gejala. Ia hanya membentuk diri menjadi kista, menempel pada jaringan tubuh, dan siap menginfeksi bila yang bersangkutan kembali terpapar toksoplasma dalam jumlah besar. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, sekitar 40 persen wanita hamil pengidap toksoplasma pada awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15 persen mengalami abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17 persen janin terinfeksi pada trimester pertama, 24 persen pada trimester kedua, dan 62 persen pada trimester ketiga.
Hasil penelitian lain juga mengatakan bahwa 90 persen
bayi yang terinfeksi dapat lahir dengan normal, walaupun 80-90 persen bayi
tersebut dapat menderita gangguan penglihatan sampai buta setelah beberapa
bulan atau beberapa tahun setelah lahir, dan 10 persen dapat mengalami gangguan
pendengaran.
Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Gangguan fungsi saraf dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan psikomotor dalam bentuk retardasi mental (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik.
Toksoplasma pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan. Gangguan fungsi saraf dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan psikomotor dalam bentuk retardasi mental (gangguan kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara), serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan keterlambatan perkembangan motorik.
Infeksi pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat
bawaan, terutama bila terjadi pada usia kehamilan awal sampai tiga bulan.
Toksoplasma juga dapat menyebabkan encephalus (tidak memiliki tulang
tengkorak), hydrocephalus (pembesaran kepala), dan bahkan kematian.
B. Faktor-Faktor Penyebab Penyakit Toksoplasmosis.
Situasi-situasi
berikut berpotensi memaparkan seseorang pada parasit toxoplasma dan
meningkatkan risiko memperoleh toxoplasmosis:
·
menyentuh tangan-tangan anda pada mulut
anda setelah berkebun, membersihkan tempat kucing buang air besar, atau apa
saja yang bersentuhan dengan feces kucing
·
memakan daging mentah atau yang kurang
masak, terutama daging babi, daging kambing, atau daging rusa
·
menyentuh tangan-tangan anda pada mulut
anda setelah kontak dengan daging mentah atau setengah matang
·
transplantasi organ atau transfusi (ini
adalah jarang)
Jika
seorag wanita hamil ketika ia terinfeksi dengan toxo, infeksi dapat ditularkan
darinya ke bayi dengan adakalanya konsekwensi-konsekwensi malapetaka.
C. Gejala-Gejala dari Penyakit Toksoplasmosis.
Gejala gejala yang dialami oleh seseorang yang
mengidap Toksoplasma adalah 80 – 90% orang normal tidak menunjukkan gejala.
Hanya 10 – 20% menunjukkan gejala. Pada orang dewasa toksoplasma biasanya
menimbulkan gejala berupa :
·
Rasa lelah
·
Flu
·
Nyeri kepala
·
Sakit tenggorokan
·
Demam
·
Pembesaran
kelenjar getah bening termasuk hati serta limpa,
·
Gangguan pada
kulit.
Gejalanya biasanya ringan dan sembuh sendiri dalam
beberapa bulan. Kebanyakan orang akan menganggap bahwa dia terkena flu ringan
dan tidak perlu pergi ke dokter. Dokter pun sangat jarang yang berpikir kearah
infeksi Toksoplasma.
Meskipun
orang-orang yang terinfeksi dengan toxoplasmosis seringkali tidak sadar
mempunyai penyakit ini, gejala-gejala yang khas dari toxo adalah gejala-gejala
seperti flu termasuk pembengkakan nodul-nodul limfa dan nyeri-nyeri otot dan
nyeri-nyeri yang berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa minggu. Jika
sistim imun anda normal, anda tidak dapat memperoleh infeksi lagi.
D. Dapatkah Toksoplasmosis Berkembang kedalam Penyakit yang
Lebih Serius pada Bayi-Bayi?
Dapatkah toksoplasmosis berkembang
kedalam penyakit yang lebih serius pada bayi-bayi? Jawabannya adalah Ya, sistim imun pada bayi-bayi adalah tidak dewasa (matang) sepenuhnya
hingga setelah kelahiran.
Bayi-bayi dari wanita-wanita yang terpapar pada toxo dalam beberapa bulan
menjadi hamil atau selama kehamilan berada pada risiko yang meningkat untuk
mengembangkan kasus toxo yang parah. Menurut NIH (U.S. National Institutes of
Health), wanita-wanita hamil yang baru saja berkontak dengan parasit
toxoplasmosis mempunyai 40% kesempatan menularkannya pada bayi-bayi mereka yang
belum dilahirkan. Wanita-wanita yang pertama kali terpapar pada toxo lebih dari
enam bulan sebelum menjadi hamil kemungkinan tidak meneruskan infeksi pada
anak-anak mereka.
Kebanyakan bayi-bayi tidak mempunyai gejala-gejala pada waktu kelahiran,
namun persentase yang kecil mungkin dilahirkan dengan kerusakan mata atau otak.
Sayangnya, tanda-tanda dan gejala-gejala dari penyakit sering tampak beberapa
bulan setelah kelahiran.
E. Bolehkah Memelihara Kucing?
Bolehkah memelihara
kucing? Jawabnnya adalah Ya, namun jika anda
mempunyai sistim imun yang melemah atau anda hamil, ada beberapa
langkah-langkah yang diambil untuk menghindari terpapar pada toxo menurut
Cornell College of Veterinary Medicine.
Paling penting, anda dapat mebantu mencegah kucing-kucing anda terinfeksi
dengan toxo. Beri makan pada mereka makanan kucing yang kering atau kalengan
dan jaga mereka didalam rumah. Kucing-kucing dapat terinfeksi dengan memakan
atau diberi makan daging mentah atau kurang matang yang terinfeksi dengan
parasit, atau dengan memakan mangsa yang terinfeksi seperti burung-burung atau
hewan-hewan pengerat. Segala kucing yang diberikan akses keluar harus dijauhi
dari ranjang-ranjang, bantal-bantal, atau furniture lain yang anda juga
gunakan. Jangan bawa kucing baru kedalam rumah anda yang mungkin adalah kucing
luar rumah atau telah diberi makan daging mentah. Hindari kucng-kucing dan
anak-anak kucing liar. Ujikan kucing anda untuk parasit. Dokter hewan anda
dapat menjawab segala pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin anda punya
tentang kucing anda dan risiko untuk toxoplasmosis.
Dapatkan seseorang yang sehat dan tidak hamil untuk menggantikan tempat
buang air besar kucing. Jika ini tidak mungkin, pakai sarung tangan dan
bersihkan tempat kotoran setiap hari (parasit yang ditemukan pada feces kucing
perlu beberapa hari setelah ditularkan untuk menjadi infeksius). Cuci
tangan-tangan anda dengan baik dengan sabun dan air hangat sesudahnya.
F. Cara Mengobati Penyakit Toksoplasmosis.
1.
Sulfonamida
(antibiotik pembunuh mikroba)
2.
Pyrimethamine
(antibiotik pembunuh mikroba)
3.
Spiramycin
(Rovamyciner)
G. Cara Penularan Penyakit Toksoplasmosis.
·
Kontak langsung dengan
feses kucing yang telah terinfeksi
Menurut sebuah penelitian, feses(tinja) seekor kucing mengandung tidak kurang dari 10 juta ookista setelah 2 minggu terinfeksi. Bentuk ookista biasanya terjadi 2-5 hari setelah parasit dikeluarkan bersamaan dengan feses(tinja) kucing. Sejauh ini tidak ada metode yang dapat digunakan untuk mencegah binatang peliharaan, khususnya kucing, untuk terinfeksi dan atau menjadi perantara penularan parasit toxoplasma.
Menurut sebuah penelitian, feses(tinja) seekor kucing mengandung tidak kurang dari 10 juta ookista setelah 2 minggu terinfeksi. Bentuk ookista biasanya terjadi 2-5 hari setelah parasit dikeluarkan bersamaan dengan feses(tinja) kucing. Sejauh ini tidak ada metode yang dapat digunakan untuk mencegah binatang peliharaan, khususnya kucing, untuk terinfeksi dan atau menjadi perantara penularan parasit toxoplasma.
·
Memakan daging mentah
atau setengah matang
Ratusan jenis hewan mamalia dan burung dapat terinfeksi oleh toxoplasma dengan cara yang hampir sama dengan infeksi yang terjadi pada manusia, yaitu dengan kontak langsung melalui bahan makanan dan air yang telah terkontaminasi oleh parasit toxoplasma. Akibatnya, manusia dapat pula terinfeksi setelah mengkonsumsi jenis hewan yang telah terinfeksi. Pada negara-negara industri, transmisi pada manusia umumnya berkaitan dengan kebiasaan memakan daging setengah matang, terutama daging babi dan domba (pada beberapa daerah di dunia diperkirakan 10% daging domba dan 25% daging babi mengandung bentuk kista toxoplasma). Parasit ini juga dapat terkandung dalam produk susu yang tidak melalui proses pasteurisasi, misalnya susu kambing. Lalat maupun kecoa yang telah melakukan kontak langsung dengan feses kucing juga berpotensi menjadi sumber infeksi.
Ratusan jenis hewan mamalia dan burung dapat terinfeksi oleh toxoplasma dengan cara yang hampir sama dengan infeksi yang terjadi pada manusia, yaitu dengan kontak langsung melalui bahan makanan dan air yang telah terkontaminasi oleh parasit toxoplasma. Akibatnya, manusia dapat pula terinfeksi setelah mengkonsumsi jenis hewan yang telah terinfeksi. Pada negara-negara industri, transmisi pada manusia umumnya berkaitan dengan kebiasaan memakan daging setengah matang, terutama daging babi dan domba (pada beberapa daerah di dunia diperkirakan 10% daging domba dan 25% daging babi mengandung bentuk kista toxoplasma). Parasit ini juga dapat terkandung dalam produk susu yang tidak melalui proses pasteurisasi, misalnya susu kambing. Lalat maupun kecoa yang telah melakukan kontak langsung dengan feses kucing juga berpotensi menjadi sumber infeksi.
·
Infeksi kongenital
melalui plasenta ibu hamil kepada janinnya.
Parasit toxoplasma tidak dapat menular antar manusia, kecuali dari ibu pada janinnya selama atau sebelum kehamilan berlangsung. Gilbert tahun 2001 memperkirakan bahwa wanita hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menularkan ke janinnya.
Parasit toxoplasma tidak dapat menular antar manusia, kecuali dari ibu pada janinnya selama atau sebelum kehamilan berlangsung. Gilbert tahun 2001 memperkirakan bahwa wanita hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menularkan ke janinnya.
H. Cara Mencegah Penyakit Toksoplasmosis.
Karena
toxo biasanya menyebabkan gejala-gejala yang ringan atau tidak ada
gejala-gejala, dan sistim imun yang sehat mencegah parasit-parasit apa saja
yang tersisa dalam tubuh dari menyebabkan gejala-gejala lebih lanjut,
kebanyakan orang-orang tidak perlu khawatir tentang mendapatkan penyakit ini.
Bagaimanapun,
jika anda mempunyai sistim imun yang lemah atau hamil, ada beberapa
langkah-langkah yang anda harus ambil untuk mencegah paparan pada
toxoplasmosis.
·
Jika anda mempunyai sistim imun yang
lemah, dapatkan tes darah untuk toxoplasmosis. Jika tes anda positif, dokter
anda dapat memberitahu anda apakah atau kapan anda perlu meminum obat untuk
mencegah infeksi dari keaktifan kembali.
·
Jika anda merencanakan untuk hamil, anda
mungkin mempertimbangkan diuji untuk toxo. Jika tesnya positif, tidak perlu
khawatir tentang menularkan infeksi pada bayi anda (karena anda seharusnya
mempunyai kekebalan terhadap parasit).
·
Jika anda telah hamil, anda harus
mendiskusikan risiko toxoplasmosis anda dengan dokter anda yang mungkin
memerintahkan contoh darah untuk diuji.
·
Pakai sarung tangan ketika anda berkebun
atau melakukan sesuatu diluar rumah yang melibatkan penanganan tanah karena
kucing-kucing seringkali menggunakan kebun dan kotak-kotak pasir sebagai tempat
buang air besarnya. Cuci tangan-tangan anda dengan baik dengan sabun dan air
hangat setelah aktivitas-aktivitas luar rumah, terutama sebelum anda makan atau
menyiapkan makanan.
·
Dapatkan seseorang lain yang menangani
daging mentah untuk anda. Jika ini tidak memungkinkan, pakai sarung-sarung
tangan karet dan cuci dengan sabun dan air hangat secara menyeluruh segala
papan-papan pemotong, sink-sink, pisau-pisau, dan alat-alat lain yang mungkin
telah menyentuh daging mentah. Cuci tangan-tangan anda dengan baik dengan sabun
dan air hangat setelahnya.
·
Masak semua daging secara seksama,
terutama daging babi dan daging anak lembu.
I. Daur / Siklus terjadinya Penyakit Toksoplasmosis
Parasit
Toksoplasma ada dimana-mana dan dapat menyerang siapa saja. Serangan
toksoplasma pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran pada janin hingga janin
lahir cacad.
Toksoplasma
adalah penyakit yang diakibatkan oleh parasit Toksoplasma Gondii yang dapat
ditularkan lewat beberapa media seperti lewat binatang peliharaan, lalat,
makanan setengah matang ( sate, telor setengah matang ), buah-buahan dan
sayuran yang tercemar Oosit Toksoplasma, salah satu bentuk Toksoplasma yang
dapat menimbulkan infeksi.
Toksoplasma
dalam bentuk Tachizoit terdapat dalam cairan tubuh seperti darah, air liur, dan
cairan sperma, yang mampu ditularkan oleh serangga lewat gigitan. Tachizoit pun
bisa bersarang di calon telur atau kelenjar susu sehingga tidak menutup
kemungkinan telur dan air susu pun bisa tertular Toksoplasma. Penularan juga
bisa terjadi lewat transfusi darah atau transplantasi organ yang membawa Kista Toksoplasma.
Cangkok jantung, ginjal, dan hati bisa menjadi ajang penularan Toksoplasma.
Pada dasarnya manusia kebal terhadap
infeksi Toksoplasma. Walaupun terinfeksi tidak menimbulkan gejala penyakit jika
tubuh dalam kondisi kekebalan tubuh bagus.. Tapi bila kondisi kekebalan tubuh
menurun maka parasit toksoplasma akan menimbulkan gejala penyakit. Kekebalan
tubuh akan menurun jika kita dalam keadaan stress, kekurangan gizi, kelelahan,
dll.
Berdasarkan
beberapa hasil penelitian, sebanyak 17% janin terinfeksi pada trimester pertama,
24% pada trimester kedua, dan 62% pada trimester ketiga.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Toksoplasma merupakan suatu infeksi yang disebabkan
oleh parasit Toxoplasma gondii yang penyebarannya bisa terjadi melalui makanan
atau air yang sudah terkontaminasi serta bisa juga ditularkan dari hewan ke
manusia. Yang sering dijumpai pada
kotoran kucing.
Bakteri Toksoplasma tidak berbahaya kecuali pada
wanita yang hamil, yang akan berdampak pada perkembangan dan kesehatan janin
dalam kandungan.
Cara yang paling mudah untuk menghindari mikroba tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari terlalu akrab dengan hewan peliharaan, seperti kucing dan burung, serta mengikuti beberapa tips kesehatan dari profesional medis.
Cara yang paling mudah untuk menghindari mikroba tersebut adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan, menghindari terlalu akrab dengan hewan peliharaan, seperti kucing dan burung, serta mengikuti beberapa tips kesehatan dari profesional medis.
B.
Saran
Untuk lebih bersih dalam beraktifitas dan juga untuk
lebih menjaga diri terhadap hewan-hewan yang terutama memiliki bulu, karena
kemungkinan besar, dari bulu-bulu hewan itulah awal mula penyebab suatu
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Tekan Populasi, Puluhan Kucing Disetrilisasi
PESANGGRAHAN (Pos Kota) – Menekan maraknya populasi hewan penyebar rabies
(HPR) dan mencegah penyebaran rabies dari daerah endemis di kawasan perbatasan,
Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan gencar melakukan sterilisasi
kucing secara gratis.
“Populasi kucing di DKI Jakarta termasuk di Jaksel sangat tinggi lantaran
berkembangbiak atau beranak 2 hingga 3 kali dalam setahun,” kata Yuli Absari, Kepala Seksi Peternakan Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel saat kegiatan sterilisasi kucing di rumah potong unggas (RPU) Petukangan Utara , Rabu (1/5).
berkembangbiak atau beranak 2 hingga 3 kali dalam setahun,” kata Yuli Absari, Kepala Seksi Peternakan Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel saat kegiatan sterilisasi kucing di rumah potong unggas (RPU) Petukangan Utara , Rabu (1/5).
Selain itu, kucing merupakan penular penyakit Zoonosa yaitu penyakit yang
dapat
ditularkan dari hewan kepada manusia antara lain rabies dan toxoplasma.
ditularkan dari hewan kepada manusia antara lain rabies dan toxoplasma.
Sedangkan DKI Jakarta termasuk Jaksel rentan tertular rabies lantaran
berada dengan sejumlah kawasan perbatasan yang endemis rabies.
Menyikapi hal ini, sterilisasi HPR khususnya kucing baik betina dan jantan
sangat penting untuk mengendalikan populasi kucing di DKI Jakarta, mengurangi
resiko wabah penyakit Rabies dan mengurangi kasus penularan Toxoplasmosis pada
manusia.
Dalam kegiatan tersebut, kucing 40 ekor yang berpemilik disterilisasi dari
berbagai jenis ras maupun lokal. Berasal dari Kecamatan Pancoran, Pesanggrahan,
Kebayoran Baru dan Pasar Minggu
Untuk kegiatan selanjutnya akan diadakan pada Juli mendatang dengan target
kucing 45 ekor. Masyarkat khusnya para pemilik kucing yang berminat dapat
mendaftarkan langsung ke Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel. (Rachmi)
Teks: Menekan maraknya populasi HPR, Sudin Peternakan dan Perikanan Jaksel
melakukan sterilisasi kucing. (Rachmi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar